47 Orang Positif Terjangkit TB

CIMAHI– Dinas Kesehatan Kota Cimahi mencatat ada sekitar 47 orang penduduk Cimahi terjangkit Tuberkulosis (TB) Multi Drug Resistant (MDR).

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Fitriani Manan mengungkapkan, TB MDR merupakan salah satu bagian dari penyakit yang cukup berat. Sehingga pengobatannya pun memerlukan waktu yang agak lama atau minimal selama dua tahun dan secara harus dilakukan secara berkala.

“TB MDR ada 47 komulatif. Yang hingga meninggal ada enam orang,” terangnya saat digubungi, Minggu (24/6).

Dari jumlah kasus TB MDR yang terdata, dan dapat disembuhkan ada sekitar 10 orang. Sementara untuk penderita sisanya masih dalam proses penyembuhan. Menurutnya, kasus TB MDR harus ditemukan hingga dilakukan pengobatan secara teratur. “Obatnya pun, minimal harus ada tiga jenis yang dapat dikonsumsi,” ujarnya.

Fitriani menjelaskan, sebenarnya gejala yang tampak pada TB MDR tidak jauh berbeda dengan penyakit TB biasa. Hanya yang membedakan, untuk penyakit TB MDR agak sulit untuk diobati, dan semakin lama penyakit tersebut akan semakin parah.

“Efek sampingnya gangguan prilaku, fatalnya bisa sampai meninggal,” jelasnya.

Selain pengobatannya yang membutuhkan waktu lama, Fitriani menyebutkan, untuk penyembuhannya sendiri memerlukan biaya yang cukup besar. Jika TB biasa hanya menghabiskan biaya sekitar Rp 200 ribu, maka untuk TB MDR ini bisa mencapai Rp 200 juta.

Untungnya, lanjutny, di Kota Cimahi untuk beban anggaran pengobatan TB masih mendapat bantuan dari World Healt Organization (WHO). Dan pengobatannya bisa didapat di semua Puskemas.

“TB berat bisa sampai Rp 200 juta. Tiap haru harus disuntik,” katanya.

Sementara untuk kasus TB keseluruhan di Cimahi, selama tahun 2017, terdata sekitar 1.800 kasus. Dan untuk kasus tahun ini hingga triwulan I, sudah mencapai 411 kasus TB positif maupun negatif. Namun demikian Fitriani bersyukur jika penderita TB dapat ditemukan, sebab dengan makin banyak kasus ditemukan maka semakin mudah untuk melakukan pengobatan.

“Semakin banyak ditemukan kasus TB artinya pemantauan pun akan semakin mudah. Dan kami lebih mudah untuk menghimbau agar yang terkena kasus itu terus melakukan pengobatan secara berkala,” tuturnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan