35 Pasangan Mesum Dirazia

SOREANG -Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bandung mengamankan 35 pasangan mesum, yang terjaring razia disejumlah hotel dan penginapan di wilayah selatan dan timur Kabupaten Bandung, Rabu (29/8) malam.

Sebagai upaya memberikan efek jera, puluhan pasangan tersebut menjalani sidang tindak pidana ringan (tipiring) di Kantor Satpol PP Kabupaten Bandung, Soreang.

Kepala Satpol PP Kabupaten Bandung, Usman Sayogi mengatakan, puluhan pasangan tersebut tidak mampu menunjukkan bukti pernikahan secara sah saat dilakukan operasi. Sehingga, pihaknya pun mengamankan untuk ditindaklanjuti melalui sidang tipiring.

“Ini (operasi) rutin kami lakukan, sebagai upaya memberantas penyakit masyarakat. Jumlah pasangan tidak sah yang kami amankan semalam (Rabu) tergolong banyak, apalagi mereka menginap di hari-hari biasa,” ujar Usman kepada wartawan usai sidang tipiring kemarin (30/8)

Usman menjelaskan, sidang tipiring kepada para pasangan tidak sah tersebut, dilakukan untuk memberikan efek jera agar mereka tidak kembali melakukan perbuatannya. Karena, selama ini banyak masyarakat di lingkungan sekitar hotel/penginapan yang sering dijadikan tempat menginap, merasa terganggu dan tidak nyaman.

“Memang denda dari sidang tipiring ini tidak seberapa, tapi secara psikologis bisa memberikan efek jera agar mereka tidak melakukan perbuatannya lagi. Operasi ini pun kami lakukan, menindaklanjuti aspirasi masyarakat sekitar,” katanya.

Pihaknya pun tidak akan berhenti untuk terus memberantas segala bentuk penyakit masyarakat tersebut. “Kalau dikemudian hari mereka tetap bandel dan kedapatan lagi terjaring operasi berduaan menginap di hotel, kami akan datangkan keluarganya agar kapok,” tegasnya.

Dirinya pun mengimbau kepada setiap pemilik atau manajemen penginapan dan hotel yang ada di wilayah Kabupaten Bandung, untuk lebih selektif dalam menerima tamu. Seperti memeriksa kelengkapan surat-surat tamu yang datang berpasangan untuk menginap.

“Pengawasan dari kami terus dilakukan. Memang ini konsekuensi dari perkembangan peradaban. Apalagi di kawasan wisata Ciwidey dan Rancabali banyak objek wisata. Artinya pengawasan dari para stakeholder pun harus lebih dikuatkan, untuk mengantisipasi gejala-gejala yang akan timbul dampak dari maraknya destinasi wisata,” pungkasnya (rus/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan