2DM Siapkan Destinasi Agrowisata Internasional

BANDUNG – Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memiliki proyeksi tersendiri untuk daerah Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Yakni, mempersiapkan kawasan tersebut menjadi destinasi agrowisata bertaraf internasional.

Proyeksi tersebut dia sampaikan saat menghadiri undangan warga Desa Langen Sari. Tepatnya di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, Jum’at (8/6) malam.

Menurut dia, daerah Lembang memenuhi segala syarat untuk terwujudnya tujuan tersebut. Sebagai penghasil kebutuhan pokok terbesar di Jawa Barat, potensi Lembang dapat lebih dimaksimalkan.

“Masyarakat internasional bukan hanya liburan di Lembang. Mereka ikut bercocok tanam, memahami kultur mata pencaharian asli Jawa Barat. Ini agrowisata sekaligus wisata antropologis karena unsur budaya turut dipelajari,” jelasnya.

Kuncinya, seluruh pemangku kepentingan di Jawa Barat harus konsisten terhadap tata ruang wilayah. Keasrian lingkungan, lebatnya pepohonan tidak boleh tersentuh tangan-tangan jahil penikmat keuntungan sesaat.

“Kalau hutannya gundul, gunungnya rusak, lantas siapa yang mau datang ke sini? Suasana sejuk di daerah ini mutlak harus terus dipelihara. Ada benefit besar bagi rakyat Jawa Barat jika konsisten menjaga lingkungan,” tuturnya.

Mantan Bupati Purwakarta tersebut itu juga menekankan pentingnya karakter arsitektur bangunan. Berdasarkan falsafah orang Jawa Barat, bangunan harus bersinergi dengan seluruh unsur alam. Yakni, unsur tanah, air, udara dan matahari.

Karena itu, konstruksi beton dinilainya kurang tepat diterapkan di daerah Lembang. Rumah bertipe panggung dengan arsitektur ‘julang ngapak’ disebutnya sangat cocok untuk daerah itu.

“Rumah-rumah warganya ditata dengan baik sesuai dengan karakter geografis. Kalau konstruksi beton digunakan di daerah landai, kalau ada bencana alam bagaimana? Konstrukti jenis itu rentan terhadap gerakan tanah, bisa langsung hancur,” katanya.

Benefit Tambahan

Keberadaan rumah panggung di sebuah kawasan wisata menurut Dedi menjadi pengganti hotel berbintang. Hal ini tentu saja dapat melahirkan manfaat bagi warga pemilik dan wilayah sekitar.

Selain wisatawan dapat menginap di rumah tersebut, keterbukaan interaksi akan terjadi antara warga dengan wisatawan. Dialog antar kultur dapat tercipta sehingga melahirkan sinergi universalitas kebudayaan.

“Kebudayaan kita itu sejajar dengan bangsa-bangsa di dunia. Pariwisata adalah jalan untuk membuka dialog kebudayaan sehingga posisi kita setara, tidak ada tinggi atau rendah,” ucapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan