100 Jam Berikutnya Jadi Pilot Peninjau

Tiap calon pilot Lion Air harus menjalani puluhan sesi simulasi di Angkasa Training Center milik maskapai penerbangan tersebut. Fasilitas itu dilengkapi sembilan simulator untuk berbagai tipe pesawat.

TAUFIQURRAHMAN, Tangerang


TIBA-TIBA seluruh kokpit terguncang. Ruang berukuran tidak lebih dari 3 x 3 meter tersebut serasa ditabrak truk dari kanan. Alarm berbunyi nyaring. Horizon seperti diaduk-aduk. Pesawat sempat mendongak tinggi, miring ke kiri, lalu menukik beberapa saat.

Regi Wicaksono dengan cekatan segera mematikan autopilot, lalu menarik dan memutar yoke dengan cekatan untuk menyeimbangkan kedua sayap. Kemudian, mendorong thrust lever untuk menambah kecepatan.

Tidak sampai sepuluh detik, horizon sudah datar dan autopilot kembali dinyalakan. Situasi berbahaya dapat mengatasi. ”Karena kalau pitch up (men­dongak) kita kehilangan air­speed, maka kita tambah te­naga dengan mendorong tuas ini,” kata Regi setelah berhasil melewati tes tersebut.

Ya, itulah bagian dari jet upset recovery, tes yang dija­lani Regi dan Mohammad Gustiar pada Senin sore lalu (12/11). Instruktur pilot Kap­ten Soejono menguji dua calon pilot tersebut saat pe­sawat kehilangan kontrol akibat turbulensi ekstrem. Regi duduk di kursi pilot, Gus­tiar sebagai kopilot.

Tes itu berlangsung di simu­lator Boeing 737-900ER. Yang terletak di kompleks fasilitas Angkasa Training Center (ATC) di kawasan Bandara Mas, Cengkareng, Tangerang, mi­lik Lion Air Group.

Dalam tes tersebut, Jawa Pos berkesempatan duduk di kursi instruktur di belakang dua pilot. Sementara itu, So­ejono berdiri mempersiapkan skenario di layar. Sembari menjelaskan bahwa manuver dan kemiringan pesawat me­miliki batas.

Untuk pitch down (menun­duk) adalah 10 derajat, se­dangkan pitch up (mendongak) maksimum 20 derajat. Untuk yaw (miring kanan/kiri), pe­sawat tidak boleh melebihi 30 derajat. ”Sekarang kita coba hidungnya turun 30 de­rajat, kemiringannya sampai mendekati 90 derajat,” jelas Soejono.

Senin lalu itu Lion Air men­gundang media, termasuk Jawa Pos, ke fasilitas mereka untuk memperlihatkan komit­men maskapai tersebut ke­pada standar keamanan pe­nerbangan. Lion Air memang tengah jadi sorotan menyusul jatuhnya pesawat mereka bernomor registrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 di perairan Karawang pada 29 Oktober. Pesawat na­has itu mengangkut total 189 penumpang dan kru.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan