Ramadan Stok Darah di Prediksi Menipis

jabarekspres.com, BATUJAJAR– Minimnya warga Kabupaten Bandung Barat untuk mendonorkan darahnya ke Palang Merah Indonesia (PMI) berdampak pada kurangnya stok persedian darah.

Ketua PMI Kabupaten Bandung Barat Junaedi mengatakan, kondisi ini disebabkan kegiatan aksi sosial donor darang di KBB sangat minim diselenggarakan bila dibandingkan kota-kota lainnya di Jabar. Terlebih dengan datangnya bulan ramadan diprediksi stok darah akan berkurang

Menurutnya, setiap memasuki bulan Ramadan, persediaan darah di Unit Transfusi Darah di PMI kerap berkurang hingga 50 persen. Padahal, dukungan masyarakat untuk mendonorkan darahnya sangat diperlukan menghadapi Ramadan dan Lebaran.

“Selama Ramadan stok pasti berkurang, akan tetapi kesulitan memenuhi darah bukan karena kebutuhan meningkat, melainkan karena jumlah donor yang menyusut. Kami berharap pendonor dapat meningkat setiap bulannya,” ujarnya.

Selain itu, akibat dari kekurangan stok darah, pasien yang membutuhkan darah terpaksa mencari donor pengganti. Donor darah bisa dilakukan pada malam hari.

Selain itu, PMI akan menerapkan sistem jemput bola ke masjid-masjid dan lokasi lainnya agar masyarakat yang akan mendonorkan dapat lebih tinggi.

“Supaya masyarakat mudah untuk mendonorkan darahnya,” paparnya.

Junaedi mengajak masyarakat untuk tidak ragu melakukan donor darah selama waktu Ramadan mengingat masih ada ketakutan di masyarakat yang khawatir pingsan atau lemas karena menjalani ibadah puasa.

“Mendonorkan darah tidak akan membatalkan puasa. Itu tadi kalaupun jika ingin donor darah nanti bisa dilakukan pada malam hari setelah buka puasa,” ujarnya.

Sementara kebutuhan perharinya, kantong darah yang keluar bisa mencapai 50 kantong. Untuk kebutuhan dalam sebulan, untuk beberapa rumah sakit di KBB mencapai sekira 500 kantong.

Junaedi menambahkan menjelang Ramadan, PMI akan megadakan kegiatan donor darah untuk mempersiapkan kebutuhan darah selama Ramadan.

Beberapa rumah sakit di KBB sendiri hingga kini masih belum memiliki Bank Darah Rumah Sakit (BDRS). Dari total keseluruhan di KBB yang berjumlah 6 rumah sakit, RSUD Cililin dan RSUD Lembang, kini sedang tahap persiapan untuk membentuk BDRS.

“Karena di sejumlah rumah sakit belum memiliki BDRS maka ketersediaan darah lebih minim. Harapan kami, ke depan kalau rumah sakit sudah punya BDRS, ketersediaan darah bakal lebih maksimal,” pungkasnya. (drx/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan