PT. STP Bangun PLTU Berbasis Limbah dan Sampah

jabarekspres.com, SOREANG – Untuk menangani masalah Limbah Industri dan sampah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, PT Surya Tirta Parahyangan berencana akan membangun tempat pengelolaan sampah dosmetik di 6 titik

Direktur Utama PT Surya Tirta Parahyangan Wawan Suryana menyebutkan, untuk merealisasikan ini pihaknya telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 5 triliun untuk membuat pengelolaan sampah domestik dan limbah industri yang ada di wilayah Bandung Raya.

Menurutnya, pengeloaan limbah domestik nantinya akan diimplementasikan dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis sampah dan limbah

Dengan begitu, pengelolaan sampah ini diharapkan potensi daerah sekaligus peluang bisnis harus direspon oleh dunia usaha untuk berkontrusibusi terhadap pembangunan daerah.

“Inikan harus dijadikan peluang yang sangat menarik limbah dan sampah Indutri nanti kami ayang akan kelola,”jelas Wawan ketika ditemui kemarin (8/6)

Dirinya memaparkan, rencananya, kapasitas PLTU ini memiliki kapasitas berdaya 100 Mega Watt dengan kemampuan menampung sampah domestik yang ada di Bandung Raya.

Untuk mewujudkannya lanjut wawan, pihaknya sedang menyelesaikan sejumlah persyaratan administrasi dan ekspos ke sejumlah lembaga untuk mendapat respon dan rekomendasi dari pemerintah. Sehingga, pembangunan fisik ditargetkan akan dimulai pada 2017 ini

“Rencana sudah sejak lama sejak 2011 silam,tapi baru Sekarang ini, kami mendapatkan investor yang siap membantu pendanaan,” ucap Wawan

Disinggung mengenai teknologi yang akan digunakannya, dia menjelaskan, sebetulnya proses pengelolaan sampah tidak jauh berbeda dengan Insenator dengan sistem pembakaran. Namun, pada konsep ini sangat ramah lingkungan dan memiliki manfaat energi listrik. Terlebih, pada PLTU ini mengadopsi manajemen energi dan air limbah.

Untuk biaya pengelolaannya sendiri, pihaknya mengaku lebih ringan bila dibandingkan pengelolaan IPAL yang dilakukan masing-masing Industri yaitu sebersar Rp 4 ribu per kubik. Sedangkan untuk pengelolaan Ipal secara mandiri akan memakan biaya Rp 6.500 per kubik

Wawan menambahkan, untuk pembangunan Ipal sendiri pihanya akan mendirikan di 6 zona antara lain Rancaekek, Majalaya, Tegalluar, Baleendah, Margaasih dan Batujajar (Kab Bandung Barat).

“Harapannya seluruh limbah industri akan terserap ke Ipal tersebut dan tidak ada lagi Limbah yang dibuang ke Citarum,”pungkas Wawan (mg3/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan