Limbangan Awal Syiar Islam di Garut

Dengan cara seperti itu, tutur dia, rakyat di Galeuh Pakuan tertarik untuk mengikuti agama Islam. Cara yang lain yakni dengan mengumpulkan semua rakyat dan memasak nasi liwet bersama-sama. Sambil menunggu nasi matang, Sunan Cipancar mendakwahkan tentang agama Islam.

“Cara-cara penyebarannya unik. Meski ia penguasa, tapi tak sewenang-wenang menyuruh rakyatnya masuk agama Islam,” ujarnya.

Diperkirakan Sunan Cipancar menyebarkan Islam pada tahun 1510 masehi. Komar yang sudah 30 tahun menjadi juru pelihara menyebut jika di makam Sunan Cipancar terdapat beberapa makam lainnya. Terdapat tujuh makam yang sudah bisa diidentifikasi termasuk makam Sunan Cipancar.

“Masih ada tujuh makam lainnya yang belum bisa diidentifikasi. Tapi dari dulu bentuk makamnya tidak ada yang berubah,” katanya.

Sejumlah peninggalan Sunan Cipancar pun masij terdapat di kompleks makam Sunan Cipancar. Hanya saja peninggalan tersebut dikubur sedalam enam meter. Benda pusaka yang lainnya pun masih bisa ditemui dan disimpan di Museum Garut.

“Biasanya saat Mulud suka dimandikan benda pusakanya. Sebenarnya ada larangan setiap Selasa tak boleh berziarah ke sini. Cuma suka ada yang datang dari jauh jadi saya persilakan,” ujarnya.

Kompleks makam Sunan Cipancar kini juga sudah ditetapkan sebagai benda cagar budaya. Jasa dalam menyebarkan Islam begitu besar di Garut. “Bisa disebut beliau lah yang pertama kali menyebarkan Islam di Kabupaten Garut,” ucapnya. (rul)