Juara Lebih Bermakna, Ingin Ulangi De Javu 2009

BANDUNG – Persebaya punya kenangan manis saat bertanding melawan PSMS Medan di Bandung. Tepatnya 8 tahun lalu. Saat keduanya terakhir kali bertemu dalam pertandingan resmi setelah sekian lama.

Bertanding di Stadion Siliwangi, Persebaya dan PSMS dipertemukan dalam sebuah laga play-off. Pertandingan yang menentukan promosi dan degradasi. Persebaya yang merupakan peringkat keempat Divisi Utama 2008/2009 harus berebut 1 tiket bertahan di Indonesian Super League dengan PSMS sebagai peringkat 15 klasemen akhir di musim yang sama.

Kedua tim saling bunuh saat itu. PSMS unggul lebih dulu lewat gol Leonardo Zada yang kemudian dibalas oleh pemain Persebaya Jairon Feliciano. Kedudukan seri pun berlangsung hingga 90 menit pertandingan.

Dua kali babak perpanjangan waktu, gol tidak tercipta. Adu pinalti harus jadi salah satu jalan untuk menentukan siapa yang berhak ke ISL musim 2009/2010. Bandung memihak Persebaya yang akhirnya menang dalam drama adu pinalti dengan skor 6-5 (1-1). Tim berkostum hijau itu pun berhak promosi ke ISL.

Nah, malam nanti, kedua tim kembali bertemu. Kembali beradu gengsi setelah sekian lama tidak bersua. Saling bertarung untuk memperebutkan satu trofi kehormatan: juara Liga 2.

Aroma balas dendam jadi salah satu yang paling menarik. Terutama bagi PSMS, ingin membalas rasa sakit karena terdegradasi setelah dipermalukan Persebaya 8 tahun lalu. Harus tertatih-tatih di kasta kedua sepak bola Indonesia sampai musim ini.

’’Lawan jauh hari memang sudah difavoritkan juara, jadi ini tantangan tersendiri bagi kami,’’ ujar Pelatih PSMS Djajang Nurjaman. Apalagi motivasi pemainnya sangat tinggi untuk jadi juara. Dia bahkan menjanjikan permainan all-out agar bisa membawa trofi pulang ke Medan malam nanti.

Yang jadi masalah, Djanur –sapaannya- mengatakan kondisi fisik Persebaya lebih baik dibandingkan timnya. Dalam laga semi final, Ayam Kinantan –jululan PSMS- harus bertanding lewat tambahan waktu hingga 120 menit untuk menang lawan PSIS Semarang (21/11). ’’Kami main malam juga. Persebaya hanya menang 90 menit. Jadi kebugaran pemain jadi masalah. Tapi kami tetap siap apapun yang terjadi,’’ bebernya.

Balas dendam itu tentu tidak akan mudah. Persebaya punya sejarah indah jika bermain di Kota Kembang. Diakui hingga akhirnya tembus Liga 1, perjalanan panjang Persebaya tidak pernah lepas dari Bandung. ’’Lawan memang kuat, produktif. Kami benar-benar sudah mempersiapkan diri di laga final nanti,’’ akunya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan