Garuda Alami Kerugian, HIPMI Minta Pemerintah Ambil Langkah Strategis

jabarekspres.com, JAKARTA – Omset perusahaan PT Garuda Indonesia (Perseo) kian susut. Hal ini menyusul kerugian mendalam pada tiga bulan pertama di 2017 hingga Rp. 1,31 Triliun. Tercatat perusahaan penerbangan milik negara ini juga memiliki hutang cukup signifikan yakni hampir Rp 40 triliun.

Ketua BPP HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Anggawira meminta pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN untuk segera mengambil langkah strategis demi menyelamatkan maskapai penerbangan kebangaan Indonesia tersebut  dari pailit dan kebangkrutan.

“Pemerintah harus memikirkan solusi agar kerugian tidak semakin mendalam. Mungkin pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN harus ada langkah kongkrit,” ujar Anggawira di Jakarta.

Anggawira menegaskan bahwa aset negara tersebut harus segera diselamatkan. Ia juga meminta agar pihak Garuda Indonesia memberikan klarifikasi kepada publik mengenai kondisi faktual yang sedang terjadi saat ini.

“Aset bangsa harus diselematkan. Jika kami melihat dari luar sebagai konsumen, Garuda cukup baik. Akan tetapi jika terjadi seperti ini Garuda harus mengklarifikasi kepada publik kondisi faktual sekarang,” tutup Anggawira.

Sejak tahun 2015, utang Garuda Indonesia mencapai Rp 32,5 triliun. Meningkat kembali di tahun 2016 yang mencapai Rp 36,6 triliun. Terus meningkat di tahun 2017 ini hingga mencapai Rp 39,6 triliun.

Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli pernah menyoroti tentang rencana pembelian pesawat Airbus A350 sebanyak 30 unit oleh Garuda Indonesia. Menurutnya pesawat Airbus A350 hanya cocok untuk rute Jakarta-Amerika dan Jakarta-Eropa. Rizal pun mengingatkan perlu ada pembenahan Garuda ke depan agar bisa diselamatkan dari kebangkrutan.

Solusi Rizal Ramli pada Agustus 2015 agar Garuda tidak bangkrut dengan membeli pesawat yang kelasnya lebih rendah, yakni, Airbus 320 agar benar-benar bisa menguasai pasar domestik dan Asia.

“Kuasai dulu pasar domestik dan Asia, kuasai dulu pasar regional lima sampai tujuh tahun. Kalau sudah kuat baru kita hantam,” tandas Rizal pada saat itu.

Kerugian yang terus menerus yang dialami Garuda Indonesia, ditanggapi pengamat kebijakan publik Agus Pambagio meminta adanya efisiensi pada jajaran direksi perusahaan Garuda Indonesia (Persero).  Hal ini menyusul isu kebangkrutan maskapai penerbangan milik BUMN yang mengalami kerugian mendalam pada kuartal pertama di tahun ini.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan