Flu Burung, Ayam Dimusnahkan

bandungekspres.co.id, CIMAHI – Ratusan ekor unggas di Kampung Lembur Sawah RW 12 Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan, terserang virus H5N1. Akibatnya sekitar 900 ekor unggas di peternakan warga terpaksa dimusnahkan, setelah dinyatakan positif terkena virus flu burung.

Plt Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Ketahanan Pangan Kota Cimahi, Huzein Rachmadi, menyebutkan terungkapnya serangan flu burung berawal dari laporan Suhana Ketua RT  04 RW  12 Kelurahan Utama yang menyatakan banyak kematian unggas di wilayahnya.”Mendapatkan laporan tersebut, lalu kami turunkan tim dati Puskeswan ada tim unit respon cepat pengendalian hewan menular strategis yang kami turunkan kelapangan,” kata Huzein pada Cimahi Ekspres, kemarin.

Dari pemeriksaan fisik dilihat dari leher, mata dan pergerakan unggas sudah terlihat terkena suatu penyakit kemudian pihaknya melakukan refitest pada hewan tersebut dan dihasilkan positif terkena virus H5N1. Dari dugaan itu, sebut dia dilakukan sample darah dan dibawa ke balai penanggulangan feteriner di Lembang.  ”Kita juga giat kelapangan.  Karena hasilnya positif kita meminta untuk dimusnahkan depopulasi namun waktu itu pihak pemilik agak keberatan dan waktu itu, kita baru bisa medepopulasi hanya 30 ekor saja,” sebutnya.

Huzein melanjutkan, setelah menerima hasil dari balai penanggulangan referiner, memang positif terjangkit H5N1, sesuai dengan peraturan yang termasuk dalam undang-undang wabah, undang-undang pangan dan undang-undang peternakan.  ”Sesuai dengan SOP nya harus dimusnahkan sehingga mau tidak mau harus dilakukan depopulasi terhadap peternakan tersebut. Meski dilakukan dengam alot namun Alhamdulillah pemilik akhirnya mau melakukan depopulasi. Dari 900 ekor unggas yang depopulasi terdiri dari 344 ekor bebek, 155 ekor ayam dan 100 ekor entog dan yang terbaru 387 ekor,” katanya.

Pada Senin lalu, dilakukan depopulasi sebanyak 245 ekor sehingga total 275 ekor didepopulasi. Pihaknya sebut dia, akan melakukan penggantian sesuai dengan anggaran yang ada atau sekitar Rp 15 ribu per ekor dan juga kita melakukan pembinaan-pembinaan kepada masyarakat, peternak dan juga kira lakukan pengawasan kepada pembinaan hewannya dan dari segi kesehatan warga untuk di wilayah tersebut.

Pihaknya juga melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat di wilayah tersebut untuk memohon dukungan untuk medepopulasi agar dampak dari wabah tersebut tidak mengenai warga.  ”Dan kami juga mengimbau kepada peternak jangan mengeluarkan unggasnya untuk dikonsumsi atau di jual baik telurnya atau pun dagingnya. Dan kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengkonsumsi dari peternakan tersebut,” tambahnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan