DLH Tawarkan Alat Pengelola Limbah Canggih

jabarekspres.com, NGAMPRAH – Masih adanya bau busuk yang dikeluhkan oleh warga sekitar yang tempat tinggalnya berdekatan dengan pabrik susu Ultrajaya membuat Pemkab Bandung Barat melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) harus mengambil langkah tegas.

Kepala Dinas DLH Kabupaten Bandung Barat (KBB) Apung Hadiat Purwoko mengatakan, pihaknya akan minta penjelasan dari PT Ultrajaya terkait limbah pabrik yang menebarkan bau busuk tersebut.

Selain mengundang pihak PT Ultrajaya pada pertemuan nanti pihaknya akan mengajukan penawaran alat untuk pengolahan limbah dengan menggunakan teknologi lebih canggih. Sehingga, bau yang dihasilkan pada limbah pabrik tersebut kepada PT Ultrajaya.

“Saya dapat informasi bahwa ada teknologi yang lebih canggih untuk menekan bau dari pengelolaan limbah tersebut. Supaya warga sekitar juga tidak terganggu,” ungkapnya.

Dirinya menegaskan, setiap perusahaan seperti PT Ultrajaya memang harus memiliki standar pengelolaan limbah yang sesuai dengan aturan. Sehingga, limbah yang dibuang aman dan tidak berbahaya bagi masyarakat.

“Dalam UU itu sangat jelas disebutkan, selain aspek bahan berbahaya dan beracun yang harus diperhatikan, juga soal kenyamanan bagi warga juga harus diperhatikan,” ujarnya.

Dirinya menilai, sejak berdirinya PT Ultrajaya pada 1971 sampai saat ini, mereka hanya memiliki dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).

Namun, Ultrajaya sendiri belum memiliki Analisis Dampak Lingkungan (Amdal). Sehingga, Amdal merupakan persyaratan penting dan lebih tinggi kedudukannya dari pada UKL/UPL

“Punya Amdal kajiannya akan lebih baik dibandingkan dengan UKL/UPL,” pungkas dia (yan)

Seperti diketahui, sudah tiga kali warga Desa Gadobangkong Kecamatan Ngamprah melakukan aksi unjukrasa kepada PT Ultrajaya. Warga mendesak pihak perusahaan untuk memperbaiki sistem pengelolaan limbah lantaran bau limbah mengganggu aktivitas warga sekitar.

Koordinator aksi, Iwan Abdulrahman menyesalkan pihak manajemen PT Ultrajaya yang dipandang diam dan tidak mendengarkan keinginan warga soal pengelolaan limbah yang mengakibatkan bau dan udara tidak sehat.

“Ini merupakan aksi unjukrasa yang ketiga kalinya. Karena warga sudah tidak tahan dengan bau busuk yang sudah mencemari lingkungan kami,” kata Iwan beberapa waktu lalu. (drx/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan