BPBD Memantau Daerah yang Kekeringan

jabarekspres.com, NGAMPRAH – Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Kabupaten Bandung Barat siap menyalurkan pa­sokan air bersih kepada ma­syarakat yang membutuhkan. Hal itu sebagai langkah anti­sipasi kekeringan sumber-sumber air pada kemarau. Petugas siap diturunkan ke lokasi untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat yang dilanda kekeringan.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada BPBD KBB Dicky Maulana menyatakan, setiap tahun BPBD selalu siaga menyiapkan air bersih untuk disalurkan kepada ma­syarakat yang membutuhkan.

Namun, sampai saat ini BPBD belum menerima laporan terkait permintaan air bersih akibat kekeringan.

”Kami belum menerima laporan sampai saat ini. Tapi, kalau sudah ada laporan tentuakan kami bantu,” katanya di Ngamprah, kemarin (18/9).

Dicky menambahkan, BPBD siap mendistribusikan air bersih dengan menggunakan mobil tangki berkapasitas 5000 liter. Jika kebutuhan lebih banyak, pihaknya bisa me­minta bantuan ke Dinas Pe­kerjaan Umum dan Penataan Ruang KBB.

Dicky mengakui, kekeringansumber-sumber air mengan­cam setiap musim kemarau. Hal itu menyebabkan warga di beberapa daerah kesulitan mengakses air bersih.

Pada 2015 misalnya, keke­ringan menyebabkan masy­arakat di 9 dari 16 kecamatan sulit mendapatkan air bersih. Di antaranya, di Desa Gunung­masigit yang melanda sedi­kitnya 5 dari 14 RW sebanyak 4.099 jiwa dari 1.264 keluarga. Selain itu, kekeringan saat itu juga terjadi di Desa Tamanjaya yang berpengaruh terhadap 2.889 jiwa.

”Terakhir, kekeringan yang parah terjadi pada 2015. Ta­hun 2016, tidak ada. Tahun ini, kami harap juga tidak ada kekeringan, dan sejauh ini memang belum ada laporan,” paparnya.

Sementara itu, Kepala BidangPengairan pada Dinas Pekerjaan Umum dan PenataanRuang KBB Tanwar Syarifudin mengaku terus berkoordinasi dengan Dinas Pertanian untuk tetap menjagasuplai air bagi lahan perta­nian masyarakat. Hal itu di antaranya dengan menerapkanpola gilir giring, yakni pembagian jadwal pengairan bagi area persawahan.

”Kita lakukan bergiliran suplai air dari irigasi agar se­mua lahan pertanian dapat terairi,” ungkapnya.

Dia menyebutkan, saat ini sekitar 25.000 hektare sawah bergantung pada irigasi, baik teknis, semi teknis, maupun sederhana. Sebagian besar lahan pertanian itu berada di wilayah selatan KBB, seperti Sindangkerta, Cipongkor, Gununghalu, dan Rongga.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan