Bantuan Hilang Sebelum Dibagikan

Nana mengungkapkan, saat bencana banjir yang terjadi malam hari itu tim dari Dinsos serta BPBD dan lainnya konsentrasi di wilayah Lemahabang dan Astanajapura. Sebab, di BTN Mertapada ketinggian air mencapai 2 meter.

Dia memerinci, wilayah Kabupaten Cirebon yang terdampak banjir hanya bagian timur saja. Sedangkan, bagian tengah dan barat aman. Sehingga, penanganan fokus di wilayah timur.

Di samping itu, dalam penangannya pun dinsos membuka dapur umum. Namun, dapur umum dibuka di komplek perkantoran sumber. Alasannya, ketika dapur umum ada di wilayah timur, ketika masakan jadi langsung hilang.

”Jadi gak karuan, belum dibagikan sudah hilang duluan. Karena itu, dapur umum dipusatkan di sumber saja, masakan yang sudah jadi kemudian dikirim ke titik-titik lokasi banjir,” paparnya.

Bantuan yang diberikan kepada para pengungsi, kata Nana, setiap hari pihaknya membuat nasi bungkus untuk didistribusikan kepengungsi sebanyak 1.500 nasi bungkus. ”Biasanya kita berikan nasi bungkus ini maksimal hari dan bisa lebih tergantung dari kondisi di lapangan,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah desa di Wilayah Timur Cirebon (WTC) juga terendam banjir, Rabu (15/2) malam. Belasan ribu penduduk terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Wilayah terparah terdampak banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Kanci dan meluapnya Sungai Singaraja dan Sungai Cimanis itu adalah Kecamatan Pangenan, Astanajapura, dan Lemahabang.

Sementara itu, Kasi Program Desa Japura Bhakti Akrom mengatakan, hampir seluruh wilayah di desanya terendam banjir. Menurutnya banjir tersebut disebabkan karena luapan Sungai Singaraja yang melintas di wilayahnya. Dikatakan, ketinggian air beragam, dari mulai 1 meter, 1,5 meter hingga dua meter. ”Warga sudah mencari tempat aman untuk mengungsi. Belum ada pengungsian, untuk sementara mungkin ke tempat yang lebih tinggi dulu, yang terendam sekitar 90 persen,” kata Akrom.  (sam/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan