Bangun Akses Kereta Api ke BIJB

jabarekspres.com, BANDUNG – Proyek kereta cepat yang semula hanya akan menghubungkan Jakarta – Bandung diperpanjang rutenya sampai Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Selain transpotasi massal modern yang disiapkan pe­merintah pusat, infrastruktur lainnya juga tengah dimatan­gkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik men­gatakan, akses jalur kereta api reguler menuju Kertajati ini akan dimulai dari Rancaekek Kabupaten Bandung sampai Tanjungsari Kabupaten Su­medang. Jalur ini merupakan reaktivasi jalur lama dengan panjang 12 kilometer.

”Rancaekek sampai Tajung­sari ini panjangnya sampai 12 kilometer. Ini akan direak­tivasi dulu. Kita peran di pe­merintah provinsi sudah se­lesai setelah sebelumnya MoU sudah dilakukan antara Pem­prov Jabar, Pemerintah Pusat dan PT KAI,” papar Dedi Tau­fik, kemarin (6/11).

Kemudian untuk menunjang Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), jalur kereta api reguler ini akan dihubungkan langsung ke Kecamatan Ker­tajati. Dalam feasibility study (FS) setelah Tanjungsari, jalur baru berbasis rel ini akan menuju Kadipaten dan dila­njutkan menuju Kertajati se­bagai gerbang BIJB. Panjang rutenya mencapai 40 kilometer dengan menyusuri Tol Cisum­dawu. ”Dalam perencanaan ini, track akan sejajar dengan jalan Tol Cisumdawu,” ucapnya.

Sementara itu, jalur utara tepatnya di Arjawinangun, Cirebon, reaktivasi juga akan dilakukan menuju Kadipaten. Rute ini tinggal diaktifkan kembali karena sebelumnya juga sudah memiliki jalur kereta api. ”Dalam studi lain­nya kita ingin menarik dari Pantura atau tepatnya dari Arjawinangun. Ini akan dou­ble track,” jelasnya.

Pihaknya mengaku, akan mendorong PT KAI bisa mela­kukan penertiban dan pem­bebasan lahan untuk bisa mewujudkan percepatan infrastruktur terutama trans­portasi masal di Jawa Barat. Sementara untuk infrastruk­tur penunjang lainnya pi­haknya juga sudah meminta bantuan pada Kementrian Pekerjaan Umum dan Peru­mahan Rakyat (PUPR).

”Sekarang perannya sudah di PT KAI. Apabila ada peru­bahan trase untuk pembeba­san lahan kita akan anggarkan itu. Jadi peran kita sudah. Sekarang tinggal penertiban dan pembangunan infrastruk­tur oleh pemerintah pusat. Karena akan ada beberapa yang dilakukan (PUPR) dengan pembuatan fly over di daerah Cileunyi. Itu biar ada perlin­tasan sebidang,” tuturnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan