Yuyun Tinggal di Pusaran Kejahatan

Saking mengerikannya jalan tersebut, warga enggan untuk melewati jalan tersebut sendirian. Bahkan, untuk melewati jalan itu, perhitungan waktu juga harus dipertimbangkan. ”Kalau mau melintas, lebih baik jangan malam hari. Siang hari saja sering ada perampokan,” paparnya.

Sekitar tiga kilometer ke rumah Yuyun, di Jalan Desa Kasie Kasubun memang lebih padat penduduk. Lebar jalan sekitar empat meter, mobil sulit untuk berpapasan di jalan tersebut. Sama seperti sebelumnya, tidak ada lampu penerangan jalan umum. Kondisi jalanan juga tampak rusak parah.

Lebih dekat lagi ke rumah Yuyun, tampak ada area jalan yang begitu sepi. Hanya terdapat kebun karet yang begitu curam. Tiba-tiba, terlihat garis polisi warna kuning. Ternyata, lokasi sepi itu merupakan tempat ditemukannya jenasah Yuyun. Paman Yuyun, Darmin menuturkan bahwa memang jenasah Yuyun ditemukan di lokasi tersebut.

”Lokasi itu selama ini dikenal sebagai tempat mencari sinyal handphone. Kalau lebih ke atas lagi, sinyal handphone memang lemah. Karena itu pula, lokasi itu menjadi tempat nongkrongnya anak muda di sekitar sini,” paparnya.

Menanggapi banyaknya kejahatan di sekitar rumah Yuyun, Kadivhumas Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar menuturkan bahwa sebenarnya masalah utamanya kondisi masyarakat yang memang perlu diperbaiki bersama. ”Karena kurangnya pendidikan dan kesejahteraan, maka jumlah kejahatan juga meningkat,” tuturnya.

Bahkan, terkait banyaknya perampokan, kepolisian sudah bertindak tegas dengan menangkap pelaku. Namun kadang pelaku justru menyerang petugas. Akhirnya, pelaku kejahatan harus dilumpuhkan dan terkadang harus tewas terkena timah panas. Tapi, anehnya ada orang yang justru memprotes tindakan petugas dengan memblokir jalanan. ”Memang masih banyak orang yang rendah pemahamannya dan malah membela kejahatan,” tegasnya.

Karena itu, kejadian tewasnya Yuyun, yang ternyata tinggal di daerah rawan kejahatan ini harus disikapi semua pihak. Dia menjelaskan, kejahatan itu tidak bisa hanya ditangani kepolisian. Sebab, kejahatan itu bisa jadi karena masyarakat yang masih rendah kesadaran hukumnya dan moralnya. ”Ini tugas bersama, kepolisian, pemda dan tokoh masyarakat,” terangnya.

Kepolisian terus berupaya bekerjasama dengan semua pihak untuk memperbaiki semua masalah bersama. ”Sejak awal, kami sadari bahwa polisi tidak bias bekerja sendiri. Karena itu, mari bersama perbaiki masalah ini,” terangnya dihubungi kemarin. (idr/wsa/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan