Waspadai Praktik Pencurian Umur Atlet

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Seluruh pertandingan kualifikasi untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat telah dilangsungkan. Dengan berakhirnya babak kualifikasi ini, telah diketahui provinsi mana saja yang akan bertanding pada setiap cabang olahraga dan nomor-nomornya.

Sekretaris Panitia Besar (PB) PON 2016 Jabar Yudha Munajat Saputra mencontohkan, babak kualifikasi cabang olahraga sepakbola telah usai dilakukan dan memunculkan 12 provinsi yang akan berlaga pada babak utama. Peserta cabang sepak bola pada ajang olahraga terbesar di Tanah Air ini di antaranya Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Bali, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur.

”Kalau Jabar dan Kaltim langsung lolos ke babak utama karena sebagai tuan rumah (Jabar) dan juara bertahan (Kaltim). Kalau yang lainnya hasil kualifikasi,” kata Yudha di Bandung, belum lama ini.

Dengan berakhirnya seluruh babak kualifikasi, saat ini pihaknya akan melakukan verifikasi terhadap atlet di setiap cabang olahraga. ”Sekarang tinggal entry by number, akan dilakukan oleh tim keabsahan dari pusat,” katanya.

Verifikasi ini akan dilakukan di Bandung pada 17 Juni mendatang. Yudha mengatakan, kontingen dari masing-masing provinsi harus sudah memasukkan nama atlet dan nomor pertandingan yang akan diikuti paling lambat 17 Juni.

”Kami sudah menginfokan ke seluruh kontingen dan pengda cabor,” ucapnya. Dalam verifikasi tersebut, pihaknya akan memastikan atlet dari provinsi mana saja yang berhak mengikuti pertandingan PON berdasarkan hasil kualifikasi.

Sehingga, kata Yudha, setiap provinsi tidak bisa mengubah nomor apalagi cabang olahraga yang akan diikuti. ”Jadi nomor-nomor yang dipertandingkan di PON ini sudah fix, definitif,” ujarnya.

Jika dirasa perlu, setiap provinsi bisa mengubah atletnya yang akan bertanding pada suatu cabang dan nomor yang dipertandingkan. ”Misalnya atlet ini dirasa tidak pas, sehingga dia dicoret. Mereka (provinsi) bisa mengubah atletnya, tapi cabang dan nomor pertandingannya tetap,” ujarnya.

Yudha mengatakan, melalui verifikasi ini pihaknya ingin terhindar dari praktik pencurian umur. Terlebih, PON ini merupakan ajang yang tepat untuk pembinaan atlet-atlet muda berbakat. Yudha mengakui, kecurangan umur ini sering terjadi pada setiap PON sebelumnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan