Versatile Bakal Berperan Krusial

Baru. Seperti itulah nuansa yang terjadi ketika Italia menjamu Spanyol di Stadion Friuli, dinihari nanti.

Sebab, pelatih kedua tim, menjadikan laga ini sebagai sarana uji coba untuk beberapa perubahan yang sedang mereka lakukan, sebelum mematenkannya dalam Euro Juni mendatang.

Tanpa dua playmaker, Andrea Pirlo dan Marco Veratti yang absen, allenatore Italia, Antonio Conte, diprediksi bakal menggunakan formasi 3-4-3.

Pemilihan formasi yang begitu agresif ini memang cocok untuk menutupi peran playmaker yang selama ini menjadi kekuatan utama Italia.

Hanya, eks attacante Italia, Luca Toni, sedikit ragu dengan keputusan Conte menerapkan formasi tersebut.

Sebab, dia melihat, Gli Azzurri, julukan Italia, kini tidak memiliki sosok striker berkualitas yang cocok pada skema itu.

”Ketika era Alessandro del Piero, Francesco Totti, dan saya habis, Italia seperti tidak memiliki striker dengan level tertinggi. Sangat membuat frustrasi,” kata Toni seperti dilansir Football Italia.

Ucapan bomber 38 tahun yang kini memperkuat Hellas Verona itu merujuk kepada produktivitas para tukang gedor Italia saat ini.

Diantara tujuh striker yang dipanggil saat ini, hanya Graziano Pelle yang menjadi topscorer dengan empat gol.

Sementara striker aktif yang paling banyak mencetak gol dipegang oleh penyerang Sampdoria, Fabio Quagliarella (6 gol).

Jumlah itu masih kalah banyak dengan Daniele De Rossi, yang notabene adalah gelandang bertahan, dengan mencetak 17 gol.

Tentu, Conte sudah mengetahui dengan pasti kelemahan para tukang gedornya tersebut. Karena itulah, bekas pelatih Juventus itu memanggil beberapa pemain yang mampu bermain di segala posisi.

Diantaranya adalah bek AS Roma Alessandro Florenzi, winger Fiorentina Federico Bernardeschi, maupun Stephan El Shaarawy yang sedang menjalani masa peminjaman di Roma. (selengkapnya lihat grafis).

Dengan adanya para pemain itu, Conte berharap Italia bisa memiliki banyak opsi serangan.

Seperti Florenzi yang tidak hanya mampu kuat dalam bertahan dan mampu membantu serangan, tembakan jarak jauhnya juga bisa menjadi kunci Italia ketika mengalami kebuntuan dengan kukuhnya tembok La Furia Roja, julukan Spanyol.

”Bisa bermain di segala posisi tentu memberikan banyak keuntungan. Meski sulit, namun ketika Anda sudah bisa menerimanya, maka segalanya bakal berjalan lebih mudah,” ujar Bernardeschi seperti dilansir Football Italia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan