Usut Kelangkaan Elpiji

Butuh Data Lebih Detail

bandungekspres.co.id – Kepala Polres Karawang Ajun Komisaris Besar AM. Dicky meminta pihak Pertamina terbuka dalam distribusi gas di wilayahnya. Langkah tersebut bertujuan untuk memudahkan pihak kepolisian dan pemerintah daerah mengatasi kelangkaan gas seperti yang terjadi saat ini.

’’Kita butuh data yang detail dari Pertamina, berapa banyak gas 3 kilogram ini di Karawang. Terus dimana saja gas tersebut itu dikirimkan,” katanya, kemarin.

Menurut Dicky, pihaknya hingga saat ini belum mengetahui persis jumlah gas yang ada di Karawang. Padahal, jika Pertamina mau terbuka, pihaknya akan lebih mudah melakukan pelacakan jika terjadi kelangkaan gas.

’’Kalau kelangkaan gas seperti sekarang ini kan jadi sulit, karena kita tidak memiliki data yang pasti. Padahal kalau ada datanya lebih mudah kita melacaknya,” katanya.

Kendati begitu, kata Dicky, pihaknya tetap menurunkan tim untuk mengusut kasus kelangkaan gas yang sudah terjadi satu bulan ini.

’’Kalau ada yang melanggar pasti akan tindak tegas sesuai hukum yang berlaku. Kita tidak main-main soal ini karena sudah meresahkan masyarakat,” katanya.

Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Karawang Teddy Ruspendi Sutisna mengaku telah memerintahkan muspika memanggil pangkalan dan agen di masing-masing daerah, guna mengetahui penyebab kelangkaan gas elpiji 3 kg. Dia juga memerintahkan agen yang mendapat ancaman segera melapor ke kepolisian.

’’Kami sudah perintahkan itu untuk diteruskan di rapat mingguan. Jika ada yang mengancam, saya perintahkan lapor. Jangan takut, nanti dicari siapa yang ngancam dan apa modusnya,” ujarnya.

Sekda menegaskan, pemerintah daerah tidak segan-segan mempidanakan rumah makan atau pengusaha dengan omset diatas Rp50 juta yang kedapatan menggunakan gas melon. Begitu juga dengan agen atau oknum lain yang mengakali kelangkaan gas.

’’Bila perlu kita berkoordinasi dengan kepolisian untuk melakukan penyisiran ke rumah makan dan rumah-rumah. Yang melanggar akan kita sanksi. Bila perlu tuntut secara pidana,’’ tegasnya.

Dia meminta warga yang mampu tidak menggunakan elpiji 3 kg. Sebab, gas melon disubsidikan untuk masyarakat yang tidak mampu. ’’Malu lah masa orang kaya pakai elpiji 3 kg. Sekda misalnya, jika pakai gas melon ya kurang ajar,” tandasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan