UNBK Cirebon Kena Hack

Soal aksi contek menyontek, tidak dipungkiri bisa saja dilakukan siswa dengan memanfaatkan celah yang ada. Kendati demikian, Kepala SMAN 1 Kota Cirebon, Dr Nendi SPd MM yakin, mekanisme pembagian soal untuk setiap siswa sudah meminimalisasi upaya contek menyontek. “Sejak sosialisasi hingga pelaksanaan, 400 siswa juga sudah diberi pemahaman,” katanya.

Dari sisi teknis, dilakukan sinkronisasi exam browser. Aplikasi exam browser tersebut, merupakan perangkat lunak untuk dapat membuka soal UN. Proses UNBK dimulai dari pagi hari. Di mana, SMAN 1 mengunduh soal. Kemudian keluar token soal. Selanjutnya, siswa memasukan user name dan password masing-masing. ”Antara siswa soalnya pasti berbeda. Apalagi dalam satu ruangan, tidak bisa saling menyontek,” terangnya.

Saat soal selesai dikerjakan, sambung dia, wajib ada tanda di kanan bawah. Pembagian waktu tiga sesi itu mulai pagi pukul 07.30-09.30, siang pukul 10.30-12.30, sore mulai pukul 14.00-16.00. Pembagian tiga waktu itu, karena keterbatasan komputer.

Dari 400 siswa peserta UNBK SMAN 1, komputer yang dimiliki ada 140 buah. Seluruhnya menggunakan laptop. Alasannya karena lebih fleksibel dan irit listrik. UNBK merupakan tuntutan perkembangan zaman. Dengan sistem UNBK online ini, ucap Nendi, peluang tidak jujur sangat kecil. Karena satu sekolah dipastikan tidak ada soal yang sama antara satu peserta dengan lainnya. (ysf)

Sementara itu, Hingga tadi malam tidak terpantau adanya keluhan atau kicauan siswa di media massa bahwa soal ujian matematika kali ini susah sekali. Pun demikian pengakuan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud Totok Suprayitno, tidak muncul suara siswa yang mengeluhkan soal ujian sulit-sulit. Termasuk mata ujian matematika kemarin.

Senin malam rasan-rasan ujian matematika sempat menjadi trending topic selama beberapa jam di Twitter. ’’Tidak ada siswa yang mengeluh kesulitan, bukan berarti standar soal ujiannya kami turunkan,’’ tandasnya Totok di kantor Kemendikbud kemarin. Dia menuturkan standar kualitas atau kesukaran soal unas tahun ini sama dengan tahun-tahun sebelumnya.

Totok mengatakan pada 2014 lalu Kemendikbud memang sempat meningkatkan derajat kesulitan soal ujian. Selanjutnya derajat kesukaran ini dipertahankan sampai Unas 2016. Mantan kepala biro kepegawaian Kemendikbud itu menuturkan, format baru kisi-kisi unas ternyata sangat membantu siswa melahap soal ujian.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan