Ular Bukan Sekadar Pemikat

Kematian pedangdut Irma Bule akibat dipatok ular saat tampil di Karawang Minggu (3/4) berbuntut panjang. Khususnya bagi para pekerja dunia hiburan yang menggunakan sensasi menari dengan ular.

HERI Saputra, pemilik grup musik Orkes Melayu (OM) New Samber Nada, yang kerap menyajikan hiburan tari ular tidak bisa menutupi kegundahannya.

Setelah mengetahui kabar kematian Irma Bule, muncul rasa takut di masyarakat sehingga orderan pentas meredup.

Heri mengatakan, tragedi itu harus disikapi secara positif. Bukan malah memojokkan pemilik bisnis serupa, tapi lebih berpikir pada sebuah kesalahan yang wajib dihindari di masa depan. ”Itu kan murni kelalaian. Tidak ada standar keamanan sama sekali,” ucapnya saat ditemui di Surabaya kemarin.

Heri berpegang pada mudahnya ular kobra mematok Irma saat perform. Seharusnya, sebelum tampil, ular tersebut diberi standar safety terlebih dahulu. Tidak lantas dilepas sembarangan di atas panggung. ”Jangan berpikir ular itu sudah jinak, nggak perlu lagi standar keamanan. Salah besar itu,” tegas Heri yang sering mengajak penyanyi-penyanyinya tampil di stasiun TV JTV.

Heri yang sudah berkecimpung di dunia hiburan serupa selama tujuh tahun mengatakan, pertunjukan tari atau nyanyian yang melibatkan binatang liar harus mempunyai standar keamanan. Tujuannya, selain memberikan rasa nyaman kepada penampil, penonton yang menikmatinya terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan.

Pria 35 tahun itu lantas menjelaskan standar keamanan yang selama ini dipegangnya. Misalnya, pemilihan talent. Dia tidak sembarangan memilih penari atau penyanyi yang akan menampilkan tarian ular. Mereka yang dipilih harus ”paham” dan kenal betul soal binatang reptil itu. ”Paling tidak mereka memelihara reptil, di samping bakat nyanyi dan menari,” terangnya.

Nah, standar keamanan yang paling penting adalah paham kondisi ular atau reptil. Sifat dan karakternya yang liar membuat binatang tersebut sulit diprediksi. Karena itulah, di setiap aksi panggungnya, bagian mulut ular-ular milik Heri selalu diplester.

Tidak bermaksud untuk menyiksa binatang, anak bungsu di antara tiga bersaudara itu hanya ingin mereduksi hal-hal yang tidak diinginkan. ”Kita tidak hanya melindungi talent dan pemain musik, ada penonton di situ yang juga wajib dilindungi,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan