Tercatat 12 Kali Gempa Susulan Guncang Samudera Hindia Setelah 7,8 SR

bandungekspres.co.id – Gempa susulan masih terjadi pasca terjadinya gempa 7,8 skala richter (SR) di Samudera Hindia, Rabu (2/3) malam. Seharian kemarin, sebagian besar warga di sekitar lokasi gempa memilih tetap tinggal di shelter pengungsian. Mereka tampaknya trauma dengan peringatan dini terjadinya gelombang tsunami.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, ada 14 gempa susulan yang terekam hingga Kamis (3/3) petang. Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, kekuatan gempa susulan tidak terlalu besar. Magnitude tidak lebih dari 6 SR. ”Tapi trennya makin kecil kekuatannya,” kata Daryono kemarin (3/3).
Menurut dia, gempa susulan normal terjadi pasca kejadian gempa dengan kekuatan besar. Sebab, sedang terjadi proses kesetimbangan tektonik setelah terjadi patahan. Meski begitu, Daryono memastikan, gempa susulan tidak akan lebih besar dari gempa utamanya. Diperkirakan, gempa susulan masih akan terus dirasakan hingga seminggu ke depan. ”Gempa susulan tidak berbahaya. Karakter patahan dengan arah mendatar pada gempa utama tidak akan menyebabkan tsunami,” paparnya. Oleh karenanya, imbuh dia, masyarakat diimbau untuk tidak perlu khawatir. Mereka sudah bisa kembali ke rumah masing-masing.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho pun mengamini kondisi tersebut. Dia mengakui, saat ini sebagian masyarakat Mentawai, Sumatera Barat, memang mengungsi di kawasan perbukitan. Mereka takut adanya gempa susulan dan risiko tsunami.
”BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) bersama pemda sudah menyampaikan terkait berakhirnya peringatan tsunami oleh BMKG. Tapi mereka masih enggan turun,” tutur Sutopo, kemarin (3/3).
Dia menyampaikan, dari koordinasi dengan BNPB daerah terdampak, dipastikan tidak ada korban jiwa maupun kerusakan. Hal ini memang disebabkan karena pusat gempa cukup jauh dari 64 kabupaten/kota yang beresiko terdampak gempa Rabu (2/3) malam. ”Kita juga sudah kontak Mentawai. Rabu malam memang tidak bisa dihubungi, karena ternyata sinyal sudah mati dari tiga hari sebelumnya. Tapi sudah berhasil dan semua aman,” paparnya.
Meski telah dinyatakan aman, tim reaksi cepat BNPB yang dipimpin langsung oleh Kepala BNPB Willem Rampangilei telah berada di Mentawai. Tim bersama BPBD dan Pemda telah menyiapkan rangkaian penanggulangan bencana di sana.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan