Terasa Berdampak bagi yang di Ujung

bandungekspres.co.id– Rencana pembangunan proyek kereta cepat Jakarta–Bandung oleh konsorsium badan usaha milik negara (BUMN) direpons sejumlah pihak. Di mata Ofyar Z. Tamin, pengamat transportasi Institut Teknologi Bandung (ITB) proyek itu bisa memicu tumbuhnya sentra ekonomi baru di Jawa Barat.

Menurut dia, kondisi tersebut beralasan. Sebab, keberadaan jalur kereta cepat menghubungkan dua kota diibaratkan menyambung sentra produksi dengan jaringan distribusi. Dampak perekonomian yang paling besar terasa bagi masyarakat yang rumahnya berada di ujung dan ujung kereta berhenti. Dan, di setiap stasiun tempat kereta cepat itu singgah.

’’Sedangkan bagi masyarakat yang rumahnya dilalui (kereta cepat) tidak ada dampaknya,’’ kata dia dihubungi Bandung Ekspres kemarin (4/1).

Meskipun, jika dipandang dari aspek ekonomi, pembangunan kereta cepat memang seolah-olah tidak ekonomis karena padat modal dan teknologi. Namun, baik pesawat terbang, kapal laut, maupun kereta api yang bersifat angkutan massal adalah penggerak ekonomi suatu wilayah.

Selain itu, kereta bukan merupakan alat transportasi baru bagi masyarakat. Indonesia sudah menguasai teknologi perkeretaapian seperti yang ditunjukkan PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka dan PT LEN Industri (Persero). Kemudian, industri pendukungnya sudah tumbuh seperti beton yang diproduksi oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk maupun PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

Dengan begitu, tambah dia, kehadiran kereta cepat ini akan memberi manfaat ekonomi yang besar bagi para penguna transportasi massal, seperti bus. Sebab, selain biaya yang lebih murah juga waktu tempuhnya akan lebih cepat. ’’Hadirnya kereta cepat membuat mobilitas manusia semakin cepat, sehingga pertumbuhan dan perkembangan suatu daerah semakin cepat,” ungkap Ofyar. (dn/hen)

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan