Sulit Berharap Kompetitif, Timnas Masih Sekedar Berpartisipasi

bandungekspres.co.id – IBARAT orang baru pulih dari sakit keras; belum bisa berlari kencang, harus menjaga kesehatan, dan berpotensi jatuh sakit lagi. Begitu pula yang terjadi dengan timnas Indonesia. Kalau salah penanganan dalam masa recovery, ya hasilnya tidak akan beda jauh dari yang dulu-dulu. Namun, kalau telat atau lamban dalam melakukan persiapan, yang ada timnas hanya dipermalukan.

PSSI masih memiliki kesempatan untuk mempersiapkan diri setidaknya dalam dua ajang di kalender AFF tahun ini. Yakni, AFF Futsal Championship di Myanmar pada 31 Oktober dan Piala AFF.

Karena itu, jadwal training center harus mulai disinkronkan dengan agenda kompetisi yang sedang berjalan saat ini. Begitu pula dengan sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai tim selama masa persiapan.

PSSI juga harus mempertimbangkan apakah perlu membentuk Badan Tim Nasional atau tidak.

Nah, kebijakan strategis semacam itu, menurut juru bicara PSSI Tommy Welly, berada di tangan Executive Committee (Exco) PSSI. Rencananya, awal pekan depan para elite PSSI tersebut melakukan pertemuan untuk membahas sejumlah isu dan agenda yang harus dilakukan PSSI setelah FIFA mencabut sanksi Indonesia.

’’Intinya, membentuk timnas itu tidak mudah,” kata pria yang akrab disapa Towel tersebut. ’’Kalau sekadar berpartisipasi, mungkin bisa saja. Tapi, kalau membentuk tim level kompetitif setara negara rival, sepertinya berat. Atmosfer kompetisi kita jauh dari ideal saat ini,” lanjutnya.

Apalagi, pembinaan berjenjang Indonesia juga mandek. Sejumlah kompetisi untuk usia muda terpaksa bubar di tengah jalan lantaran adanya pembekuan PSSI. Misalnya timnas U-16 dan U-19 yang berada di bawah kendali pelatih Fachri Husaini sejak 2014 lalu.

’’Selain pemain yang kuat, PSSI harus menyediakan tim pelatih yang kapabel. Itu tidak mudah dan membutuhkan waktu,” tutur pria yang juga deputi kompetisi PSSI tersebut.

Di sisi lain, General Manager Arema Cronus Ruddy Widodo memiliki pendapat berbeda. Terlepasnya sejumlah agenda internasional tidak perlu disesali. Yang terpenting adalah apa program recovery yang disiapkan. Misalnya, dengan bergerak cepat membentuk timnas dan memperbanyak friendly game. ’’Kalau bicara timnas, fokus utama saat ini adalah bagaimana memperbaiki peringkat di level internasional,” kata Ruddy.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan