Suguhkan Kolaborasi Karya dengan Seniman Perancis

bandungekspres.co.id – Ada yang berbeda dalam acara Gunungan International Mask and Puppets Festival di tahun ini. Seniman Perancis berkolaborasi dengan seniman Indonesia meramaikan acara yang dihelat di Kota Baru Parahyangan, Padalarang Kabupaten Bandung Barat pada Sabtu dan Minggu (7-8/5).

Hendrik Kaparyadi, Padalarang

Acara yang merupakan tahun kelima ini tampak ramai oleh pengunjung untuk melihatnya. Sekitar pukul 17.00, sejumlah penampilan dari seniman Indonesia mulai menampilkan pertunjukannya. Seperti halnya seniman yang berasal dari Magelang yakni Komunitas Lima Gunung. Penampilan ini menjadi menarik karena, para seniman menampilkan Tari Geculan dan White Noise, kesehariannya adalah para petani sayuran di daerahnya Magelang dan sekitarnya.

Selain itu, ada juga penampilan dari Wayang Urban Pewarta Bandung. Para pemain yang semuanya berprofesi sebagai jurnalis ini, akan menampilkan sebuah pertunjukan wayang orang berjudul ”Cepot Super Hero”. Garapan sutradara dengan ide cerita dari Asep Budiman dan Isur Suryana tersebut, menjanjikan akan menampilkan pertunjukan dengan cerita yang lebih kekinian, fresh, up to date dan berimbang.

Manager Marketing Kota Baru Parahyangan Raymond Hadipranoto menjelaskan, pertunjukan gunungan ini merupakan tahun kelima yang digelar di Kota Baru Parahyangan. Pertunjukan ini diharapkan dapat memuaskan para pengunjung terutama para pecinta seni.

Dalam acara Gunungan tahun ini, kata dia, akan ada pertunjukan kolaborasi antara seniman Indonesia dengan seniman Prancis. Mereka akan menampilkan pertunjukan wayang layang berjudul The Bird (burung).

Lebih lanjut, dia menjelaskan, wayang layang berjudul The Bird sendiri adalah pertunjukan wayang layang yang diiringi oleh alunan musik etnik kontemporer. Adapun seniman dan pemusik yang terlibat dalam pertunjukan ini, di antaranya Les Remouleurs, Olivier Vallet, Anne Bitran, Galia Vallet, Herry Dim, Ibrahim Adi, Wukir Suryadi, Rully Shabara Senyawa, Rangga Jadoel dan Sugeng Utomo.

”Kolaborasi ini tentunya akan menghasilkan karya yang spektakuler dan menjadi sejarah kolaborasi seniman dibeda negara,” paparnya.

Untuk menciptakan karya ini, kata Raymond, para seniman Prancis ini sudah melakukan proses residensi di Yogyakarta selama 2 bulan. Persiapan sudah dilakukan jauh-jauh hari untuk menampilkan karya seni yang luar biasa. ”Dengan berbagai penampilan dalam acara ini diupayakan akan memberikan inspirasi serta menampilkan karya seni yang mampu memiliki nilai-nilai yang luar biasa,” bebernya.

Tinggalkan Balasan