Soreang Mulai Dijangkiti Demam Slackline

Disdik Kabupaten Bandung Berikan Lahan Khusus

Car free Day di kota Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, menjadi salah satu lokasi yang tepat untuk pengembangan permainan slackline. Permainan ini mengandalkan keseimbangan tubuh yang sedang berdiri di atas bentangan tali.  Meski terbilang berbahaya tapi kaum muda di Soreang ini banyak yang menggemari olah raga ini.

IGUN RUCHIYAT- SOREANG

Banyak yang suka dengan permainan yang cukup memompa andrenalin ini. Namun untuk pemula, seorang pemain slackline  diberikan bantalan pengaman. Ketika terjatuh, si pemiannya itu tidak terlalu berbahaya dan mengancam keselamatan jiwanya.

”Jadi kita juga khawatir kalau pemula terjatuh, jadi kita memberikan pengaman berupa bantalan di bawah tali itu. Jumlah pehobinya terus bertambah,” ujar Akhmad, koordinator slackline di Taman Dinas Disdikhub Kabupaten Bandung Minggu (20/3).

Dijelaskan Akhmad, dalam menaiki tali yang membentang berukuran 2,5 – 5 sentimeter itu dipakai itu khusus untuk slackline. Tali tersebut memiliki kelenturan berbeda dengan webbing biasa.

”Bahan tali ini terbuat dari kain nilon atau polyester. Sehingga kelenturannya bisa dikatakan sangat baik untuk slackline. Padahal tahun 2011 lalu kita juga sudah menyosialisasikannya,” tambahnya

Banyaknya para penggemar slackline, ke depan, akan didirikan komunitas di sejumlah lokasi lainnya. Yakni di Rancaekek wilayah timur Kabupaten Bandung. ”Untuk di Soreang sendiri, kami banyak latihan hanya di Komplek Pemkab Bandung,” tuturnya.

Ditanya soal dari mana asal mulanya permainan itu, Akhmad menjelaskan slackline awalnya berkembang 2009 di Eropa dan Amerika Serikat.

Olahraga ekstrem itu mendapat perhatian khusus generasi muda. Bahkan, di luar negeri terdapat perlombaan yang lebih bersifat world cup.

Dia memerinci, permainan ini terbagi dalam dua kategori. Selain berjalan dengan jarak tertentu yang disebut longline, dengan webbing ini pun setiap orang bisa beraksi melakukan trik-trik lainnya.

”Sejak tahun itu, slackline semakin populer dan menyebar ke Inggris, Jerman, Jepang, dan Tiongkok. Yang terpenting adalah konsentrasi dan keberanian saat meniti tali adalah kunci utama untuk bisa mencapai tahap selanjutnya,” urainya.  (gun/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan