Sertu Bagus Dimakam di Kalibata

Tinggalkan Istri dan Anak Berusia Lima Bulan

bandungekspres.co.id – Sertu Bagus Rizka Perdana, 27, salah satu korban kecelakaan pesawat helicopter TNI AD Bell 412 EP dengan nomor lambung HA 5171 akan dimakamkan di Taman Pahlawan Kalibata. Sebelumnya, warga Perumahan Kencana, Jalan Anyelir 2 nomor 23, Kelurahan Rancaekek, Kecamatan Rancaekek, tersebut telah diberangkatkan dari Poso, kemarin (21/3).

Sertu Bagus Rizka Perdana
Yully s. Yulianti/bandung ekspres

FOTO KORBAN: Ai Nurjanah bersama suaminya memperlihatkan foto keluarga Sertu Bagus Rizka Perdana serta Ayahnya yang bertugas di Polsek Ibun Aiptu ‎Darsikin kemarin (21/3).

Tante korban, Ai nurjanah, 42, mengatakan, orang tua korban serta keluarga sudah berangkat ke Pondok Cabe Jakarta, kemarin (21/3) sekitar pukul 02.00. Hal tersebut dilakukan setelah pihak keluarga mengonfimasi kebenaran prihal kabar tewasnya 13 orang yang berada di helicopter yang jatuh saat memburu jaringan Santoso, Minggu (20/3).
”Almarhum Bagus diberangkatkan dari Poso sejak Senin pagi, makanya kedua orang tua kandung almarhum berangkat untuk menunggu datangnya jenazah. Sebab, semua korban ledakan pesawat dimakamkan di Makam Pahlawan Kalibata,” kata Ai di rumah di duka kemarin.
Ai mengungkapkan, Bagus merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Bagus telah mempunyai istri bernama Novi serta mempunyai putra berusia 5 bulan bernama Naufal.
Setelah menikah Bagus pun tinggal di rumah mertuanya bersama anak dan istrinya di Kampung Cijujung RT 02/RW.05 Kelurahan Cijujung, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.
”Keserahian keponakan saya itu, dia anak yang baik, soleh, penurut sama orang tua. Dia tidak pernah membantah, agamanya kuat,” tuturnya.
”Selain sembahyang, dia tidak pernah lupa puasa Senin-Kamis. Setahu saya, dia tidak pernah terbawa arus,” tambahnya.
Banyak kenang-kenangan yang pantas untuk dijadikan contoh dari mendiang Bagus. Salah satunya, kata dia, dia tidak pernah sombong meskipun ayahnya seorang polisi yang dinas di Polsek Ibun Polres Bandung. Bahkan, sekalipun ditilang, dia patuh aturan. ”Dia mengikuti proses yang ada. Tidak mentang-mentang anak polisi dan bertugas di militer,” ucapnya.
Hal yang Ai kenang betul dari keponakannya itu, ketika korban mengikuti tes menjadi TNI. Sepatunya jebol, tetapi Bagus tidak meminta untuk dibelikan sepatu baru. ”Dia malah menjahit dan memperbaiki sepatu yang jebolnya. Dia tidak mengeluh,” urainya sambil berkaca-kaca.

Tinggalkan Balasan