Pemprov Siap Alih Kelola SMK/SMA, Infrastruktur Jadi Evaluasi

”Setelah ruang kelas I itu roboh dan ruang kelas II tidak bisa dipakai, pembelajaran kami gabung,” ujarnya. Belajarnya saling adu punggung antara siswa kelas yang satu dan lainnya. Halimah menjelaskan, saat ini siswa kelas I belajar bersama anak-anak kelas III. Sedangkan siswa kelas II belajar nebeng di ruang kelas IV.

Pembelajaran dua rombongan belajar dalam satu kelas jelas tidak efektif. Misalnya, ketika kelas satunya belajar bernyanyi, kemudian kelas satunya lagi belajar matematika, tentu ada anak-anak yang konsentrasinya terganggu.

Soal infrastruktur pendidikan, Mendikbud Anies Baswedan mengharapkan lebih banyak pelibatan publik untuk ikut memantau. Dia menuturkan, Kemendikbud sudah memublikasikan dana neraca pendidikan daerah (NPD).

Sementara itu, Pemprov Jawa Barat berkomitment bahwa pendidikan tetap akan menjadi prioritas dalam melanjutkan pembangunan. Sebab tidak akan mungkin ada kemajuan tanpa adanya pendidikan.

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan, seiring dengan pemberlakuan aturan dalam alokasi anggaran 20 persen baik pada APBN maupun APBD diharapkan pembangunan di bidang pendidikan ke depan harus lebih baik dengan berbagai program-programnya.

”Selama pasca reformasi negara kita di bidang pendidikannya sanga luar biasa terutama lompatan kuantitas dan semakin banyak siswa bersekolah,” jelas Heryawan ketika ditemui di Gedung Sate kemarin (2/5).

Selain itu, rencana alih kelola SMK/SMA oleh provinsi sesuai undang-undang nomor 23 tahun 2014 kesiapannya sekarang sudah baik. Pemprov Jabar adalah salah satu provinsi yang paling siap dengan perubahan ini sejak 2015.

Menurutnya, koordinasi dnegan pemerintah Kabupaten/Kota mengenai peralihan ini sudah dilakukan. Sehingga dalam peralihan aset maupun tenaga PNS nantinya akan menjadi tanggung jawab Pemprov Jabar.

Heryawan menyebutkan, untuk tahun ini dan tahun depan pihaknya berencana akan membangan SMK/SMA di berbagai daerah khususnya kecamatan yang belum memiliki SMK/SMA.

Selain itu pembangunan Ruang Kelas Belajar (RKB) juga akan terus dilakukan pada tahun ini. Sehingga daya tampung siswa semakin banyak sampai tidak ada lagi sekolah SMK/SMA yang kekurangan RKB.

Untuk itu, pada hari pendidikan nasional ini haris dimaknai sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan secara menyeluruh agar tingkat partisipasi pendidikan di Jabar setiap tahunnya terus meningkat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan