Pemkot Hanya Siapkan Sistem untuk Memantau dan Menangkal Kejahatan

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Tindak kejahatan di Kota Bandung meningkat, Wali Kota Bandung mengaku tidak bisa berbuat banyak. ”Kalau tindak kejahatannya kecil, kita punya Satpol PP untuk mengurusnya. Tapi kalau untuk kriminal yang besar, itu tugas pihak kepolisian,” ujar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, kepada wartawan, belum lama ini.

Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya sudah melakukan rapat koordinasi dengan pihak kepolisan, dalam menangani dan mengantisipasi hal ini. ”Sebagai Muspida, kami sudah melakukan koordinasi, tapi ya hanya bisa melakukan itu, tidak lebih,” tambahnya.

Untuk tindakan preventif, lanjut Ridwan Kamil, pihaknya sudah memasang CCTV di beberapa lokasi strategis. ”Tapi, kalau yang namanya tindak kejahatan, memasng selalu berkembang. Sebesar apapun negara tidak ada jaminan bisa mencegah atau mengurangi tindak kejahatan,” paparnya.

Halnya dengan sistem command center dan tombol panik, Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya hanya menyiapkan saja. Pemanfaatannya ada dipihak kepolisian.

”Kita hanya menyiapkan sistemnya saja. Pihak kepolisian sendiri, meminta waktu untuk persiapan sebelum bisa menerapkannya,” tegasnya.

Sementara itu, Krisna Saputra, 17, remaja yang ditemukan bersimbah darah di Jalan Rajawali Barat RW 02 Kelurahan Garuda, Kecamatan Andir, Minggu (30/10) dini hari, diduga menjadi korban tabrak lari.

Dugaan itu muncul setelah polisi memeriksa sejumlah saksi yang terkait kejadian tersebut, di antaranya teman dan petugas keamanan minimarket. Sebelumnya, Krisna diduga menjadi korban pembunuhan oleh orang tak dikenal.

”Setelah kami memeriksa saksi-saksi, korban pulang mendahului, dalam keadaan mabuk. Yang bersangkutan juga mengendarai motor secara zig-zag dan kencang,” ujar Kasatreskrim Polrestabes Bandung, AKBP Muhammad Joni.

Sebelumnya, berdasarkan keterangan awal, korban sempat diikuti oleh dua sepeda motor. Namun, hal itu dibantah oleh Joni. Pasalnya, dari keterangan petugas keamanan minimarket, korban sempat berhenti selama 20 menit, dan berteriak-teriak meminta air. ”Hanya saja, karena melihat korban mabuk, satpam tak mau ambil masalah. Setelah mondar mandir, korban pergi meninggalkan tempat,” papar Joni.

Tak lama setelah korban pergi, saksi mendengarkan adanya orang tertabrak mobil. Dugaan Krisna menjadi korban kecelakaan, dibuktikan dengan hasil visum yang tidak menunjukkan adanya aksi penganiayaan. ”Hanya saja, bagian paha korban mengalami patah. Berdasarkan hasil labfor (laboratorium forensik), korban diduga ditabrak mobil jenis sedan,” urai Kasatreskrim.

Tinggalkan Balasan