Pemkab Pangandaran Minta Tambahan Tenaga Dokter

bandungekspres.co.id – Pemerintah Kabupaten Pangandaran mengajukan permohonan penambahan tenaga dokter dan perawat kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Hal ini  sehubungan dengan akan dibangunnya rumah sakit umum daerah (RSUD).

’’2017 kita sudah punya rumah sakit, namun kita belum punya tenaga medis. Saya sudah minta kepada Kemenpan-RB,” tutur Bupati Pangandaran H. Jeje Wiradinata kepada Radar, kemarin.

Dikatakannya, pemerintah daerah meminta tambahan perawat sebanyak 350 orang serta tenaga dokter sebanyak 40 orang. ’’Kita baru punya 20 dokter, kita minta diangkat sebanyak 40 tenaga dokter,” tuturnya.

Dirinya akan memprioritaskan tenaga honorer serta K2 dalam pengangkatan tenaga medis tersebut. ’’Saya ingin yang dari K2 atau honorer diprioritaskan,” ujarnya.

Selain pengangkatan tenaga medis, pemerintah daerah juga tengah menghitung tunjangan bagi para tenaga medis akibat program pengobatan gratis. ’’Kasihan juga tenaga honorer karena sekarang pasien membludak, kita tambah tunjangannya untuk men-support mereka,’’ ungkapnya.

Kepala Puskesmas Pangandaran Yadi Sukmayadi mengatakan, jumlah tenaga media yang ada di puskesmas Pangandaran saat ini sebanyak 154 orang. ’’PNS-nya ada 49 orang, PTT 10 orang dan 105 tenaga honorer,” imbuhnya.

Sebelumnya, sejak awal Maret 2016, pasien di Puskesmas Pangandaran didominasi penderita penyakit tifus. Demam tifoid atau tifus saat ini banyak menjangkit warga di Kecamatan Pangandaran dan sekitarnya. “Memang akhir-akhir ini rata-rata pasien kita penderita tifus,” ungkapnya.

Dikatakannya, dari 27 pasien yang dirawat, 15 diantaranya merupakan penderita tifus. Menurut Yadi, gejala tifus yang menjangkit warga Pangandaran disebabkan rendahnya kualitas pola makan dan pola istirahat. ’’Faktor cuaca panas sehingga orang banyak mengonsumsi makanan dan minuman dingin, mengonsumsi buah-buahan berlebihan sementara istirahatnya kurang,” kata dia.

Selain tifus, penyakit lainnya yang banyak diderita warga yaitu darah tinggi dan diare. “Penyebabnya hampir sama karena pola makan dan pola hidup yang tidak teratur,” ujarnya. (oby/vil)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan