Pemkab Bakal Wujudkan Kota Walini

bandungekspres.co.id, NGAMPRAH – Pemerintah Kabupaten Bandung Barat memastikan akan mengembangkan wilayah Kota Walini atau Kawasan Cikalongwetan Terpadu yang bersinergi dengan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang lokasi persinggahan (transit oriented development/TOD) berada di Perkebunan Teh Mandalawangi Maswati di Kecamatan Cikalongwetan. Bahkan, dari luas total perkebunan teh yang mencapai 2.800 hektar, sebanyak 1.270 hektar di antaranya akan dijadikan untuk pengembangan kawasan lokasi kereta cepat.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung Barat Asep Sodikin mengungkapkan, pengembangan Kota Walini sebetulnya sudah direncanakan sebelum adanya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Rencana penataan Kota Walini sudah tercantum dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RT/RW). Dengan demikian, adanya rencana pembangunan kereta cepat tentu memberikan dampak positif untuk pengembangan kawasan tersebut. ’’Cikalongwetan dan Cipeundeuy itu merupakan kawasan strategis yang memang sudah direncanakan akan dikembangkan sesuai RT/RW. Kebetulan memang ada proyek kereta cepat sehingga perlu bersinergi,” kata Asep, di Ngamprah, kemarin.

Menurut Asep, selain pengembangan Kota Walini, di wilayah Cikalongwetan juga ke depan akan menjadi lokasi pariwisata, pendidikan dan juga akan dibangun Kampung Asia Afrika (KAA).  Dengan hadirnya kereta cepat, semua pembangunan yang sudah direncanakan oleh pemerintah daerah akan semakin cepat terwujud. ’’Di Cikalongwetan rencananya akan jadi kawasan pendidikan seperti dibangun kampus ITB. Bahkan ada Kampung Asia Afrika, itu juga sesuai keinginan pak bupati yang sudah disampaikan kepada Presiden Jokowi di Istana Bogor beberapa waktu lalu. Ditambah lagi nanti akan dibangun interchange atau Gerbang Tol Warung Domba yang bisa secepatnya hadir,” tukasnya.

Diakuinya, terkait dengan trase kereta cepat, sepenuhnya merupakan kewenangan dari Kementerian Perhubungan. Sebab, kata dia, untuk jalur kereta cepat tidak seperti jalur kereta api biasa yang melalui jalur umum. ’’Nantinya jalurnya itu berada di atas misalkan dengan ketinggian 20 meter, sehingga kegiatan di bawah tidak akan terganggu,” paparnya.

Disinggung apakah sejauh ini sudah berkoordinasi dengan PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) selaku pemegang kuasa pembangunan Kereta Cepat, diakuinya hanya satu kali melakukan rapat. ’’Kita pernah rapat dengan konsultan PT KCIC namun nanti akan dilakukan rapat lanjutan. Intinya sudah dibahas ke arah untuk pengembangan kawasan tersebut,” ungkapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan