Panghager Butuh Investor Untuk Melunasi Piutang Pajak

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Adanya pernyataan Dinas Pelayanan Pajak (Disyanjak) Kota Bandung yang menyebut bahwa hotel Panghegar menunggak Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebesar Rp 2 miliar dan piutang pajak hotel sebesar Rp 14 miliar di media sangat disesalkan Presiden Direktur Hotel Panghegar Cecep Rukmana. Menurut dia, pernyataan itu akan berdampak buruk pada kelangsungan bisnis hotel tersebut.

Dirinya mengakui, tengah mengalami kesulitan dalam menjalankan bisnis perhotelan, sehingga memiliki tunggakan pajak. Tetapi dirinya memastikan bahwa pajak yang selama ini menjadi piutang perusahaannya akan dibayar, apalagi, pajak merupakan sebuah kewajiban.

Statement itu sungguh sangat tidak tepat, karena akan berdampak buruk pada relasi-relasi Hotel Panghegar yang selama ini terjalin dengan baik,” jelas Cecep.

Dirinya menilai, pernyataan tersebut bukan saja dirugikan secara materil tetapi secara moral. Padahal saat ini, Hotel dan Panghegar Group sedang melakukan pembenahan manajemen ini sudah tidak lagi memiliki kepercayaan dari rekanan bisnisnya. Bahkan ada pihak investor yang ingin membantu, malah membatalkan kerjasamannya.

Cecep menuturkan, dalam pernyataannya, seharusnya pihak pemkot Bandung bijak dengan tidak mengumbar statement di media dan bisa dibicarakan secara internal. Karena yang demikian termasuk privasi perusahaan. Apalagi keberadaan Hotel Panghergar yang sudah puluhan tahun berdiri sampai sekarang banyak sekali memiliki jasa dalam mempromosikan Kota Bandung dan Jawa Barat. Terlebih dirinya saat ini masih aktif sebagai pengurus Badan Promosi Pariwisata Daerah.

”Jadi sebetulnya, Panghegar jadi kebanggaan masyarakat Bandung dan Jabar dan almarhum ayah saya pendiri Hotel Panghegar sudah tidak kehitung lagi jasanya terhadap pariwisata Kota Bandung,” kata Cecep.

Dia berpendapat, dalam mengungkapkan tunggakan pajak Pemkot juga seharusnya bertindak adil dengan mengumumkan seluruh penunggak pajak khususnya perhotelan yang ada di Bandung. Bukan malah mendiskreditkan Hotel Panghegar yang sebenarnya milik orang sunda.

Dalam membangun Pariwisata Jabar dan Kota Bandung sebetulnya telah banyak peran penting yang dilakukan dalam mempromosikan pariwisata ke luar negeri. Tetapi pada perjalanannya seringkali hotel-hotel asing yang buka usahanya di Indonesia dan Kota Bandung memotong di tengah jalan. Bahkan boleh dikatakan tidak bekerja dari awal.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan