Pagar Tanaman Itu Kini Menangi Kontes Internasional

Buah kopi 4 ton itu diolah sendiri hingga menjadi bubuk. Di-branding sendiri dengan label Kopi Gunung Puntang. Kopi-kopi itu coba dia pasarkan di sekitar Bandung. ”Pada produksi pertama, itu kopi memang habis terjual, tapi tidak ada untungnya. Tapi tak masalah. Memang saya niatkan untuk branding dulu.”

Upaya Ayi membudidayakan kopi di Gunung Puntang tersebut ternyata sampai ke telinga para pengurus Asosiasi Organik Indonesia (AOI). Dia diundang mengikuti seminar tentang kopi di Kedutaan Belanda di Jakarta.

Singkat cerita, pergulatan Ayi di dunia perkopian membawanya bergabung dengan Sustainable Coffee Platform of Indonesia (Scopi). Lembaga nirlaba yang berkedudukan di Jakarta itu dengan berbagai cara mengembangkan bisnis budi daya kopi anggotanya. Salah satunya melalui lomba uji cita rasa kopi (cupping test).

Nah, cita rasa kopi hasil budi daya Ayi kali pertama diuji saat Scopi menyelenggarakan pameran November 2015. Ketika itu kopi-kopi olahannya mendapatkan nilai terbaik. Ayi mengelola kopinya dalam tiga cara, yakni semi wash (honey), natural, dan full wash.Selama ini dalam perkopian dikenal tiga jenis pengolahan buah kopi hingga menjadi biji. Tiga proses itu adalah natural (petik buah yang merah, dicuci langsung dijemur), semi wash atau honey (petik, cuci, dikuliti atau pulper, dan dijemur), serta full wash (petik, cuci, dikuliti, difermentasi, lalu dijemur). Kopi yang diolah secara semi wash atau honey mendapatkan skor 85,3. Selanjutnya, kopi yang diolah secara full wash mendapatkan nilai 83,5 dan yang diolah secara natural mendapatkan poin 81.

Sebagaimana diketahui, sebuah kopi mesti mendapat skor di atas 80 untuk masuk kategori specialty. Mereka yang melakukan penilaian adalah orang-orang yang memang punya sertifikasi sebagai Q-grader (sertifikasi pencicip kopi).

Dari hasil kejuaraan di Jakarta itu, kopi milik Ayi mulai dikenal masyarakat luas, terutama para pemilik coffee shop. ”Mereka banyak yang berdatangan. Tapi, produksi saya kan belum banyak. Akhirnya mereka beli hanya untuk sekadar keperluan cupping test saja,” terangnya.

Kesuksesan Ayi berlanjut pada awal 2016. Kementerian Perdagangan bersama Caswells Coffee (perusahaan kopi di Indonesia yang punya sertifikat standar SCAA) menyeleksi kualitas kopi dari berbagai daerah. Kopi-kopi itu diikutkan uji rasa dalam SCAA Expo 14-17 April lalu di Atlanta, Georgia, AS.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan