Ngopi dan Menyusuri ”Lorong Waktu” di Warung Ake

Bertahan dengan Teko Tembaga Warisan si Pendiri

Selama seabad lebih, Warung Kopi Ake berhasil mempertahankan cita rasa yang membuat mereka ramai jadi jujukan. Baik pengunjung lokal maupun wisatawan. Dari masa ke masa tak pernah mau membuka cabang.

M.Hilmi Setiawan, Belitung

MEMASUKI warung kopi itu tak ubahnya memasuki lorong waktu. Serasa langsung dilempar satu abad lebih. Ke masa ketika para meneer Belanda dan staf kantor gubermen wira-wiri di sana untuk menghabiskan jam makan siang.

Ceret tembaga itu, keramik tempat menyimpan air itu, foto itu, seperti berebut bercerita. Tentang hari-hari, pada 1911, ketika warung di Tanjung Pandan, Belitung, tersebut baru didirikan. Tentang mengapa kavling tempat warung itu berada disebut kavling bahagia.

Dan semua kisah tersebut bisa dinikmati sembari menyesap segelas kopi hitam. ”Awalnya dulu kakek saya, Abok, jualannya di kantor Belanda yang ada di sana itu,” kata Ahkiong, pengelola Warung Ake, demikian nama warung tersebut, sembari menunjuk ke sebuah gedung tua di seberang jalan.

Selama sekitar satu jam Jawa Pos (induk Bandung Ekspres) bertandang ke sana pada Kamis (10/3) tengah hari lalu itu, Ahkiong bercerita sembari berdiri. Tangan pria yang punya nama lain Hendra Wijaya tersebut tak berhenti meracik.  Sebab, tamu memang mengalir hampir tiada henti. Kopi hitam alias Kopi O yang paling dicari. Tapi, tak sedikit pula yang memesan kopi susu, teh susu, teh panas, dan es teh.

Mereka bukan hanya warga sekitar. Tapi juga para wisatawan yang sehari sebelumnya ”berburu” gerhana matahari total, seperti juga rombongan Dwidayatour dan Citilink yang bertandang ke sana berbarengan dengan Jawa Pos. Belitung merupakan satu di antara sebelas kota di tanah air yang beruntung dilintasi fenomena alam langka tersebut.

Sejarah panjang Waroeng Kopi Ake yang terentang selama 105 tahun, barangkali, adalah daya tarik utama mengapa warung yang dikelola secara turun-temurun itu tak pernah sepi pengunjung. Mulai pukul 6 pagi sampai 12 malam. ”Kadang bahkan lebih kalau pas ada pengunjung yang belum selesai ngopi,” kata Ahkiong.

Tinggalkan Balasan