Nasib Guru Honorer Terabaikan

bandungekspres.co.id, CIMAHI- Besarnya nilai anggaran pendidikan Nasional sebesar 20 persen dari APBN, dengan niat pemerintah mampu mensejahterakan para guru. Namun kenyataannya untuk guru honorer sangat hal itu tidak terjadi, mereka bahkan seakan terabaikan, jauh dari sekedar bisa hidup.

Kepala SMK Pasundan 2 Cimahi, HM. Abdurachman membenarkan kondisi tersebut, ia mengatakan hal itu terjadi terutama untuk para guru honorer yang bekerja di sekolah-sekolah swasta. Umumnya, sebut dia, sekolah-sekolah swasta kerap kekurangan siswa.

”Guru honorer yang mengajar 40 jam dengan asumsi  honor Rp20 ribu perjam, maka akan dapat Rp800 ribu per bulan sangat jauh dari biaya hidup. Padahal guru tersebut harus mengajar penuh setiap hari,” kata Kepala SMK Pasundan 2 Cimahi usai upacara peringatan Hari Guru Nasional di Jalan Jend. Amir Machmud Cimahi, kemarin (25/11).

Sebut dia, kota Cihami saat ini memiliki 24 SMK Negeri dan swasta persaingan jadi tidak sehat, terutama kata dia, akibat keserakahan sekolah- sekolah negeri yang menerima siswa di luar batas. Jatah 9 kelas namun pada kenyataanya saat penerimaan siswa baru justru menerima 13 kelas sedangkan sampai saat ini asumsi masyarakat masih negeri minded,  mereka beranggapan sekolah negeri lebih baik dari swasta. ”Andaikan satu kelas hanya 15 atau 20 siswa maka tentu operasional sekolah berat,” tuturnya.

Untuk Sekolah Pasundan sendiri katanya, tidak pernah nunggak honor karena pengelolaan sekolah sendiri. Hal lain YPDM Pasundan sangat membantu keberlangsungan pendidikan Sekolah Pasundan sehingga sarana pra sarana terus dibantu. ”Kami terus mengadakan terobosan untuk kemajuan SMK nya , penambahan sarana dan fasilitas sekolah serta peningkatan mutu pendidiknya,”pungkasnya.

Sementara itu, seorang guru honorer yang dimintai komentar terkait gaji yang mereka terima. Rata-rata membenarkan jika upah yang mereka terima saban bulan selalu minim. Hanya saja kenapa dirinya tetap mengajar, itu karena alasan rasa pengabdian, kepedulian dan harapan kemungkinan jadi PNS. ”Bahkan ada yang mengabdi 5 tahun mengajar lantas mendapat tunjangan sertifikasi. Bayaranya tetap hanya Rp1, 5 juta per bulan. Memang untuk guru PNS dan mendapat sertifikasi, gajinya mencukupi. Istilah Sunda mah nu nabeuh nabeuh nu ngampar ngampar, nu seubeuh seubeuh nu lapar lapar,” ungkapnya yang enggan namanya ditulis. (bun/ign)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan