Miliki Ideologi Perjuangan Sama 

bandungekspres.co.id – Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan temui Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Gedung Pakuan, kemarin.

Heryawan mengatakan, kunjungan Dahlan Iskan ke rumah dinasnya tersebut tidak miliki maksud apapun. Heryawan menilai Dahlan sebagai sosok kakak yang juga sahabat serta memiliki ideologi perjuangan sama dengan dirinya.

’’Pertemuan ini sangat mendadak dan tidak direncanakan karena saya baru pulang dari undangan. Karena mendengar pak Dahlan akan datang ke Bandung, saya langsung mengundang beliau datang ke rumah dinas saya,’’ katanya kepada Bandung Ekspres, di Gedung Pakuan.

Heryawan mengungkapkan, dalam pertemuan tersebut tidak ada kaitannya dengan politik maupun pilkada, murni hanya silaturahmi. Perjalanan antara dirinya dan Dahlan masih panjang dan banyak yang harus dilakukan dalam rangka pengabdian terhadap bangsa dan negara. ’’Dulu, saya dan pak Dahlan sama-sama mahasiswa yang di-drop out di kampus masing masing,’’ ungkapnya.

Aher-sapaan akrab gubernur-menjelaskan, CEO Jawa Pos tersebut adalah sosok orangtua yang memiliki pengalaman yang panjang. Untuk itu, pihaknya berharap bisa mendapatkan sedikit banyak arahan dari Dahlan.   ’’Kita saling mendoakan satu sama karena kita sangat berharap agar apa yang kita lakukan dan cita-citakan bisa berhasil diraih dengan baik,’’ jelasnya.

Heryawan menegaskan, apapun latar belakang kita yang penting mau belajar mendapatkan ilmu. Karena belajar bisa dilakukan dimana pun kapan pun, asalkan ada kemauan untuk maju. ’’Pak Dahlan merupakan sosok pemimpin yang patut dicontoh dan dijadikan suri tauladan sebagai panutan kita semua,’’ pungkasnya.

Sebelum menyambangi gubernur, mantan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara itu mengunjungi kantor Harian Umum Bandung Ekspres dan PJTV. Dalam kunjungan tersebut, Dahlan menilai, persaingan media pada saat ini  cukup panas, namun demikian untuk media lokal sama sekali tidak terlalu berpengaruh dibanding media nasional.

Dahlan mengatakan, pilihan TV atau surat kabar lokal sangat tepat. Karena TV nasional yang bisa hidup hanya sekitar 3 atau 4 stasiun saja. Hal ini dikarenakan biaya yang dibutuhkan TV atau surat kabar lokal  tidak begitu besar dibandingkan dengan media massa nasional.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan