Menjajal Bullet Train Guangzhou-Beijing, Kereta Cepat Rute Terpanjang

Pemberhentian Pertama, Santap Bekal Satu Pepaya Utuh

Kereta peluru Tiongkok menjadi favorit warga karena bisa memangkas waktu perjalanan sampai tiga kali lipat. Jalurnya direncanakan membentang sampai Hongkong.

AMRI HUSNIATI, Beijing

KETATNYA penjagaan keamanan transportasi publik sangat terasa di Stasiun Guangzhou pada Kamis lalu (10/3). Tak cukup hanya mendeteksi barang bawaan penumpang dengan X-ray dekat pintu masuk, China Railway juga menyiapkan deretan perempuan-perempuan cantik dan tangkas untuk membuka satu demi satu tas jinjing maupun koper penumpang.

Benar-benar diobok-obok. Wadah kosmetik sekalipun tak luput dari pendeteksian. Setelah melewati dua lapis pemeriksaan itu, barulah kaki bisa diselonjorkan di ruang tunggu menanti kereta berangkat. Pilihan lainnya bagi yang suka belanja adalah menghabiskan yuan di aneka store yang berderet di tempat boarding.

Sepuluh menit sebelum jadwal keberangkatan, penumpang dipersilakan masuk ke perut gao tie alias kereta peluru yang hari itu membawa 15 gerbong. Pramugari dengan style fashion ala girlband Korea menyambut di pintu kereta.

”Ayo, cepat-cepat…,” ujar Zhang Ying alias Karina Zhang, warga lokal yang memandu rombongan media dari Indonesia selama di Beijing dan Guangzhou.

Sempat tebersit tanda tanya, kenapa harus terburu-buru? Toh seat sudah ada nomornya dan masih ada waktu lumayan untuk mengabadikan gao tie maupun selfie sebelum pintu ditutup.

Ternyata harus cepat masuk supaya bisa menempatkan barang bawaan kita di atas tempat duduk masing-masing. Rupanya, banyak juga penumpang yang membawa barang segambreng.

Walhasil, jatah tempat penumpang lain pun tersita. Memang tak ada batasan bagasi bagi mereka yang naik bullet train. Semampunyalah. Nah, bagi yang tidak kebagian kabin, pilihannya, barang bawaan ditumpuk di dekat pintu antargerbong. Atau, merelakan di bawah bangku.

Di second class, dengan seat dua di kiri dan tiga di kanan, ruang untuk menaruh kaki lumayan lega. Jarak dengan bangku di depannya sekitar 1/2 meter. Kenyamanan memang sangat dibutuhkan.

Apalagi, perjalanan kami hari itu sampai delapan jam dari Stasiun Guangzhou menuju Stasiun Beijing Barat. Total panjang rutenya mencapai 2.298 kilometer, terpanjang sejagat untuk rute kereta peluru alias kereta berkecepatan ekstratinggi.

Tinggalkan Balasan