Maskot untuk Tekan Angka Kecelakaan, Hilangkan Kesan Seram Polisi

bandungekspres.co.id – Tingginya angka kecelakaan jadi alasan Polres Bogor Kota meluncurkan Si Pobo (Polisi Bogor) untuk menyadarkan masyarakat Kota Bogor agar tertib berkendara, serta menghilangkan kesan seram terhadap polisi, yang berbarengan dengan acara Car Free Day, di Taman Ekspresi, kemarin.

Kapolres Bogor Kota Ajun Komisaris Besar Andi Herindra tidak menampik, selama ini masyarakat masih menganggap polisi sebagai hal yang menakutkan. Dengan diluncurkannya Si Pobo, karakter rusa totol yang sudah familiar bagi masyarakat Kota Bogor, diharap mampu membuat polisi semakin dekat dengan masyarakat. “Masih banyak masyarakat yang takut dengan polisi, di era saat ini tentunya paradigma tersebut harus kita rubah dimana polisi harus melindungi, melayani dan mengayomi masyarakat,” kata Andi.

Dia mengatakan maskot Si Pobo bertujuan tidak hanya sekedar sebagai boneka atau badut, tapi lebih cenderung kepada sosok polisi yang humanis dan familiar. Sehingga ke depan, kehadiran si Pobo bisa menambah keakraban polisi dengan masyarakat. “Itu sebagai salah satu komitmen Polri dalam membantu Pemerintah Kota Bogor dalam membantu pariwisata di Kota Bogor,” sahut Andi.

Selain itu, peluncuran maskot Si Pobo bertepatan dengan Operasi Lodaya 2016, Kapolres mengharapkan maskot tersebut juga dapat menekan angka kecelakaan lalu lintas, dengan mengedepankan upaya pencegahan, upaya meningkatkan kesadaran masyarakat, dan disiplin masyarakat dalam berlalu lintas.

Karena selama ini tingkat kecelakaan di Kota Bogor sangat mengkhawatirkan. Karena berdasarkan studi, kecelakaan lalu lintas terjadi karena kelalaian pengendara, dan pelanggaran lalu lintas. “Apabila kita cermati situasi yang sekarang ini berkembang bahwa kecelakaan lalu lintas ini menjadi angka kecelakaan yang paling menakutkan, dan kebanyakan karena melanggar,” papar Kapolres.

Sementara itu, berdasarkan catatan, jumlah kecelakaan yang terjadi pada tahun 2014 ada 142 kasus kecelakaan. Sementara, di tahun 2015 terdapat 100 kasus dengan total korban meninggal sebanyak 27 orang, luka berat 22 orang, dan luka ringan 104 orang. “Dari total kecelakaan tersebut juga mengakibatkan kerugian materil yang cukup besar dengan total Rp 340 juta, dengan rata-rata usia yang meninggal adalah di antara usia 16-30 tahun yang merupakan usia produktif,” ungkap Andi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan