Luhut Ngaku Sempat Meragukan Sosok Aher

bandungekspres.co.id – Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukan) Luhut Binsar Pandjaitan tak sungkan untuk memuji Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Padahal, dia mengaku, sempat meragukan sosok Heryawan karena kurang popular ketika pertama kali menjabat.

”Pak Aher (sapaan Ahmad Heryawan) ini paten (bagus, Red). Dulu saya meragukan. Tapi saya lihat paten juga beliau ini,” selorohnya saat memberikan kuliah umum di Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Ganesha, Kota Bandung, kemarin (18/3).

Luhut memberikan kuliah umum dengan tema ”Perencanaan Pembangunan dan Politik Nasional di Era Nawacita”. Dalam kesempatan tersebut, dia menyampaikan beberapa pandangan dari mulai kebijakan publik, ekonomi, pemberantasan terorisme dan narkoba, hingga persoalan Papua.

Selain Aher, kuliah umum ini juga dihadiri Rektor ITB Kadarsah Suryadi dan mantan Rektor Djoko Santoso serta ratusan mahasiswa dan dosen. Kuliah umum kali ini sebagai pengganti mata kuliah perencanaan dan politik. Kuliah umum berlangsung selama hampir dua jam. ”Untuk kebijakan publik, itu gabungan antara ilmu dan seni,” tuturnya.

Dia menilai, pengambilan keputusan dalam konteks pemerintahan perlu merangkum informasi yang diterima. Baik untuk administrasi dan kebijakan publik.

Dia mencontohkan, kualitas infrastruktur logistik yang buruk. Salah satu penyebabnya, lanjut dia, rendahnya daya saing. Dengan alasan tersebut, terdapat perbedaan sumber daya manusia (SDM) antara pulau Jawa dengan luar pulau Jawa.

Di 2009-2014, kata dia, sekitar 20 persen anggaran habis untuk subsidi energi. Totalnya 1.486 triliun. Untuk itu dibutuhkan realokasi subsidi dengan public policy berdasarkan kepentingan rakyat. ”Dari sana pemimpin harus mengecek kebijakan yang dibuatnya,” ujarnya.

Nah, berhasil atau tidaknya keputusan tersebut, akan berimbas juga pada popularitas pemerintah. Biasanya, popularitas itu akan menurun ketika subsidi dikurangi dan akan meningkat ketika berdampak pada produktif program.

Mantan Kepala Staf Kepresidenan tersebut menjelaskan, kebijakan publik yang dibuat pemerintah tidak selalu mendapat sentimen positif dari warga. Namun ketika perbaikan-perbaikan mulai muncul, lanjut dia, warga akan merasakan manfaat dan kembali mendukung pemerintah seperti yang terjadi sekarang ini.

Tinggalkan Balasan