Longsor Ancam Timbun Tol, Penghubung Bandung-Garut Terancam Putus

Amblasnya tanah penyangga beton jembatan tersebut memang tidak sempat merobohkan jalan di atasnya. Hanya saja beton pembatas jembatan yang ikut amblas dikhawatirkan akan mengancam pengendara.

Jalur arah Garut ke Bandung akibat dari amblasnya jembatan mengakibatkan arus lalu lintas tersendat karena kendaraan berjalan perlahan ketika melintasi jembatan tersebut.

”Ya kalau lihat ke bawah saya sangat kahwatir, apa lagi kalau sampai jembatanya amblas semua,” kata Nandang, 30, salah satu pengendara yang hendak ke Bandung.

Dirinya dan warga sekitar berharap adanya perbaikan oleh pihak bina marga secepatnya. Karena jalan ini merupakan jalan yang sangat vital.

Sementara itu, longsor juga terjadi di Sukabumi. Sudah hampir satu bulan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kecamatan Purabaya tak beroperasi karena tidak menerima pasokan bahan bakar minyak (BBM). Kondisi tersebut akibat tersendatnya pasokan lantaran akses jalan yang biasa dilintasi tangki pengangkut BBM tertutup longsor di sekitar Kecamatan Nyalindung. Saat ini masih dalam perbaikan.

Berdasarkan pantauan, gerbang masuk ke SPBU dirantai karena tidak ada BBM yang bisa dijual. Sejumlah pegawai di SPBU itu setiap hari datang tetapi mereka tidak bekerja. Yang cukup menarik perhatian, di depan masuk SPBU terdapat sejumlah pedagang BBM eceran yang mangkal. Mereka tidak sungkan menawarkan penjualan BBM eceran kepada yang membutuhkan.

”Kita berani menjual eceran di sini karena di SPBU tidak tersedia BBM. Kita beli BBM dari daerah lain jadi harganya lebih mahal,” kata salah seorang pedagang BBM eceran yang enggan disebutkan identitasnya.

Sukanadi, 34, salah seorang warga, mengaku harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli BBM yang diecer pedagang. Tapi jika tak dilakukan, dia akan kesulitan mendapatkan BBM untuk kendaraannya karena SPBU belum bisa beroperasi. ”Harganya memang lebih mahal dari yang biasanya dijual di SPBU. Tapi enggak apa-apa yang penting bisa mengisi bensin,” kata warga Kecamatan Purabaya itu.

Selain mahal, tidak setiap hari BBM yang dijual eceran itu ada. Sukandi pernah merasakan ketika tak bisa membawa mobilnya karena bensin habis. ”Saya rasa wajar jugua sih kalau beda seribu perak. Mereka juga kan butuh ongkos. Saya sih tetap membeli daripada mobil gak bisa jalan karena tak ada bensin,” sebutnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan