Kota Bandung Raih 5 Kategori Penghargaan IAA 2016

bandungekspres.co.id – KEBAHAGIAAN warga Kota Bandung merayakan Hari Jadi ke-206 semakin lengkap dengan raihan penghargaan pada Indonesia’s Attractiveness Award (IAA) 2016 dari Tempo Media dan Frontier Consulting Grup.

Penghargaan yang diterima Pemkot Bandung kali ini lebih istimewa dari IAA 2015 lalu. Pasalnya, pada IAA 2016, pemkot Bandung berhasil memborong penghargaan di lima kategori. Yaitu, Kota Terbaik kategori Pariwisata, Kota Terbaik kategori Investasi, Kota Terbaik kategori Infrastruktur, Kota Terbaik kategori Indeks di Atas Rata-rata sebagai peringkat Platinum, dan Kota Terbaik kategori per koridor MP3EI untuk pulau Jawa.

Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil pada acara Malam Penganugerahan Indonesia Attractiveness Index (IAI) di Hotel Mulia Jakarta pada Kamis (22/9/2016). Penghargaan ini sendiri diberikan kepada 12 pemerintah provinsi, serta 72 kabupaten dan kota yang memperlihatkan kemajuan pertumbuhan perekonomiannya.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, penilaian penghargaan ini dilakukan terhadap kota/kabupaten yang lolos nominasi, penentuan nominasi itu sendiri dilakukan dengan 3 indikator. Yaitu kontribusi PDRB terhadap PDRB di atas 25 persen atau PDRB di atas rata-rata PDRB koridor MP3EI. Kedua, pertumbuhan PDRB lebih besar dari rata-rata pertumbuhan koridor MP3EI atau PDRB perkapita lebih besar dari rata-rata PDRB perkapita Koridor MP3EI. Dan ketiga, kabupaten/kota yang tidak lolos indikator pertama dan kedua tetapi mendapatkan penghargaan IAA 2015.

’’Dari ketiga kriteria tersebut terdapat 99 kabupaten dan 38 kota yang lolos nominasi, dan 32 provinsi yaitu provinsi dari kabupaten/kota yang menjadi nominasi IAA level kabupaten/kota juga DKI Jakarta,’’ katanya kepada wartawan.

Emil -spaan akrab Ridwan Kamil- mengungkapkan, pengukuran IAA 2016 menggunakan empat dimensi yaitu investasi, infrastruktur, pariwisata dan pelayanan publik. Seluruh dimensi penilaian dilakukan berdasarkan data sekunder dan data primer, kecuali pelayanan publik yang dinilai berdasarkan data primer. Menurutnya, data sekunder untuk dimensi investasi, infrastruktur dan pariwisata berasal dari berbagai instansi seperti BKPM, BPS, BI, dan kementerian-kementerian.

’’Data primer dilakukan dengan cara mystery calling terhadap 12 institusi di masing-masing kota/kabupaten,’’ ucap Emil.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan