KBB Masih Siaga Darurat Bencana

Longsor juga menyebabkan akses ke pemukiman warga sempat tertutup. ”Pada tanggal yang sama namun lokasi berbeda, bencana longsor menimbulkan kerusakan pada bangunan SDN Pasirpogor 3, dan Pesantren Haurpogor di Desa Pasirpogor, Kecamatan Sindangkerta. Kejadian ini menyebabkan terdampaknya ruang perpustakaan milik pesantren,” ungkapnya.

Lima hari berselang tepatnya tanggal 28 Februari, bencana tanah longsor merusak satu rumah dan satu rumah lainnya terancam di Kampung Pasirmuncang, Desa Cicangkanggirang, Kecamatan Sindangkerta. ”Di samping kejadian bencana tanah longsor, pada tanggal 23 Februari terjadi pergerakan tanah yang menyebabkan retakan sepanjang 30 meter di Kampung Radio, Desa/Kecamatan Cililin. Terdapat 19 rumah yang terancam bencana,” ujarnya.

Lebih jauh Maman mengatakan, sebagai upaya darurat atas tujuh kejadian bencana itu, Pemkab Bandung Barat sudah mengambil sejumlah langkah antara lain melaksanakan koordiasi dengan dinas teknis terkait terkait penggunaan alat berat di Kampung Bonceret, evakuasi terhadap masyarakat yang terdampak bencana, melaksanakan koordinasi dengan PT Indonesia Power untuk penangangan pembersihan material longsor di Desa Rajamanda Kulon, dan berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

”Tindak lanjut dari kejadian itu dengan memberikan bantuan stimulan kepada keluarga terdampak,” katanya.

Berdasarkan prakiraan cuaca, BMKG menyebutkan bahwa musim hujan masih akan berlangsung sampai Mei. Oleh karena itu masyarakat yang tinggal di lokasi rawan bencana untuk selalu meningkatkan kewaspadaan.

”Curah hujan yang masih turun menjadi kewaspadaan. Lebih baik memilih pindah atau mengungsi ketika hujan turun, ketimbang diam di rumah, khusus bagi warga yang tinggal di area rawan longsor,” pungkasnya. (drx/fik)

Tinggalkan Balasan