Kantong Plastik Berbayar Timbulkan Pro-Kontra

bandungekspres.co.id– Rencana Pemerintah Kota Bandung yang akan membatasi penggunaan kantong plastik dengan menjalankan aturan kantong plastik berbayar pada akhir Februari 2016 mendatang menimbilkan pro dan kontra di masyarakat. Sebagian warga mendukung dan mengapresiasi langkah pemkot untuk menekan volume sampah plastik. Sebagiannya lagi menganggap hal itu tak efektif dan malah membebankan konsumen.
Salah satu konsumen Griya Mart, Kiara Condong, menganggap ini memberatkannya, meskipun hanya Rp 500 per kantong. ”Kalau kita belanja banyak dan menggunakan kantong plastik 10, berarti kita harus membayarnya Rp 5.000. Dan kalau dikalikan sebulan sudah berapa uang yang kita keluarkan,” katanya kepada Bandung Ekspres saat ditemui usai belanjan kemarin (27/1).
Ratna memaparkan, bukan masalah penambahan uang yang dibayarkan. Tapi, bukankah itu sudah hak setiap konsumen mendapatkan pelayanan yang baik dari pedagang seperti memberikan kantong plastik. ”Masa setiap kita belanja harus membawa plastik dari rumah,” papar Ratna.
Senada dikatakan, Ayu, 20, salah seorang pengunjung lainnya menjelaskan, memang program ini bertujuan untuk mengurangi jumlah produksi sampah plastik di Kota Bandung. Tapi menurutnya, rencana inipun pasti akan mendapat penolakan dari beberapa warga yang tidak menyetujui rencana pemerintah ini. ”Meskipun saya dengar sebagian uang tersebut akan didonasikan untuk kegiatan sosial, tapi kan tidak mungkin semua masyarakat Kota Bandung akan setuju,” jelas Ayu.
Lebih lanjut dirinya berharap, sebaiknya rencana ini jangan langsung diterapkan. Tapi sebaiknya pemerintah menguji coba saja dulu. Kalau masyarakat sudah merasa nyaman dan menerima baru rencana ini di tetapkan.
”Maksimal diuji aja dulu satu sampai dua bulan sebelum di tetepkan,” harap Ayu.
Sementara itu, warga Kecamatan Gedebage Indri Regina mendukung penuh aturan kantong plastik berbayar. Menurut dia, kebijakan itu bisa menumbuhkan kesadaran warga dalam menggunakan kantong plastik.
”Jadi kita bisa bawa tas keranjang jika hendak belanja ke swalayan atau pasar tradisional,” ujar Indri.
Menurutnya, kantong plastik memang limbah rumah tangga yang susah teruarai. Dia mengaku di rumahnya terlalu banyak kantong plastic bekas belanja. ”Kadang juga jadi dilemma saat banyak kantong plastic menumpuk. Mau dibakar bisa mengakibatkan polusi, mau dibuang bakal jadi sampah yang susat musnah,” ujar dia. (dn/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan