Jokowi Temui Tiga CEO Perusahaan IT

Penanganan Teror Thamrin Jadi Inspirasi

bandungekspres.co.id– Hari pertama kunjungan Presiden Joko Widodo di California, Amerika Serikat, langsung disambut kegiatan padat. Selain menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi AS-ASEAN, Presiden juga dijadwalkan bertemu dengan tiga CEO perusahaan raksasa di AS. Presiden juga melakukan pertemuan bilateral dengan dua pimpinan negara ASEAN.

Presiden Jokwi tiba di Palm Springs, California, Minggu (14/2) waktu setempat (Senin WIB), setelah menempuh perjalanan selama 23 jam. Presiden disambut Menlu Retno Marsudi dan Kepala BIN Sutiyoso yang sudah tiba lebih dahulu di California. Selama KTT, Presiden bermalam di kawasan Indian Wells, tidak jauh dari Sunnylands.

Retno menjelaskan, kegiatan Presiden akan dimulai dengan dua pertemuan bilateral dengan pemimpin negara ASEAN. Masing-masing dengan Presiden Laos Choummaly Sayasone dan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung.

Mengenai pertemuan dengan Laos, diperkirakan berkaitan dengan keketuaan ASEAN yang saat ini dipegang oleh negara tersebut. ’’Saya juga baru saja ke Laos dan bicara mengenai keketuaan ASEAN pada level saya (menlu),’’ tutur Retno dalam keterangan resminya kemarin (15/2).

Sedangkan, untuk Vietnam, salah satu topiknya diperkirakan mengenai kunjungan Presiden Jokowi ke negara tersebut. Beberapa kali Vietnam menyampaikan undangan agar Presiden Jokowi datang ke negara yang pernah dijajah Prancis itu. Karenanya, kemungkinan PM Vietnam akan kembali mengundang Jokowi untuk datang.

Sorenya, KT US-ASEAN akan dimulai dengan sesi pertama mengenai Promoting Innovative Entrepreneur ASEAN Economic Community. Di situlah akan dibahas persoalan-persoalan UMKM, IT dan ekonomi digital. Di akhir sesi, para pemimpin negara ASEAN akan berdiskusi dengan tiga CEO perusahaan IT yang diundang Presiden Barack Obama. ’’Mereka dari IBM, Microsoft, dan SISCO,’’ lanjut Menlu.

Karena isu yang dibawa Indonesia sejak awal adalah perdamaian dan kesejahteraan, maka fokus pembicaraan dari Indonesia pada sesi pertama berkaitan dengan ekonomi. Yakni, bagaimana kerjasama ASEAN-AS bisa bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat di ASEAN dan AS.

UMKM akan mendapat porsi khusus dari Indonesia, karena banyak kegiatan ekonomi Indonesia yang bergantung dari UMKM. Selain itu, ada kaitannya pula dengan keinginan pemerintah yang ingin memampatkan gap pembangunan di masyarakat. ’’Presiden berkali-kali mengatakan bahwa gap pembangunan ini harus ditutup. Sehingga, kalau kita bicara pembangunan, harus yang bermanfaat bagi kita semuanya,’’ tutur Retno.

Tinggalkan Balasan