Jawa Pos Lanjutkan Tradisi Terbaik

Berdasarkan Roy Morgan Research 2015, tren global Indonesia memperlihatkan penetrasi internet sebanyak 43 persen dan penetrasi koran tertahan di angka 34 persen. Namun di Surabaya, terjadi kebalikannya. Penetrasi koran justru menunjukkan geliat positif. Penetrasi koran belum terkalahkan di angka 52 persen, sedangkan internet hanya 36 persen. Padahal Surabaya merupakan kota besar kedua setelah Jakarta.

Tak hanya itu, revenue bisnis Jawa Pos Group pun mendapatkan angin segar. Cenderawasih Pos, Manado Post, Balikpapan Pos, Lombok Post dan Fajar di Makassar yang masih satu manajemen dengan Jawa Pos Group justru meraih peningkatan pendapatan. Bahkan ada yang mencapai angka 11 persen. Itu semua terjadi di saat media dan bisnis lain yang berada di Jakarta mengalami penurunan pendapatan cukup drastis hingga angka 30 persen.

Menurut Azrul, kuncinya adalah tidak pernah berhenti untuk terus aktif dan kreatif. Fokus pada berita lokal dan isu regional. Juga, memikirkan keberlanjutan dengan membuat platform bagi anak muda. ”Itu tergantung pada Anda, mau berinovasi atau tidak,” lanjut Azrul depan lebih dari 300 perwakilan media yang berasal dari 23 negara.

Di sesi yang berbeda, Sanat Hazra technical director Times of India pun memaparkan hal serupa. ”We create our own future. Selalu berinovasi, lebih pro aktif membangun hubungan dan mendekatkan diri dengan pembaca.,” tegas Hazra.

Untuk membuktikan konsep tersebut, Hazra dan tim menargetkan membuat inovasi secara rutin. Mereka membaginya menjadi 6 periode sejak November 2011 hingga Oktober 2015. Rata-rata dalam satu periode terdapat 10-20 inovasi. Hasilnya revenue pun naik drastis.

Saat memaparkan materinya, dia memunjukkan salah satu contoh halaman iklan produk elektronik yang dikemas menarik. Satu bagian di cetak dengan tinta biasa, sedangkan bagian lainnya dicetak dengan tinta terbaik kemudian dilaminasi glossy. Sehingga warna yang muncul berbeda. ”Bagian yang dilaminasi menunjukkan bahwa dimensi terbaik inilah yang akan diperoleh pembaca jika membeli televisi dengan keunggulan layar AMOLED (teknologi layar beresolusi tinggi),” ujar Hazra disambut tepuk tangan meriah dari peserta diskusi.

Hal tersebut membuktikan bahwa media cetak punya masa depan yang menjanjikan. Pada intinya, media harus tetap berperan sebagai penyampai informasi yang tepat dan bisa memberdayakan warga negara maupun negara.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan