Jatuhnya Heli Akibat Campur Tangan Santoso cs Kecil

Terkait jenasah korban, 13 jenazah korban jatuhnya Helikopter Bell 412 tiba di Rumah Sakit Polri, Jakarta sore kemarin. ”Di sana, mereka akan diidentifikasi, mengingat sarana di Rumah Sakit Bhayangkara Palu dinilai tidak cukup baik,” terangnya.
Selesai diidentifikasi, ke 13 korban akan disemayamkan terlebih dahulu di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma. Untuk kemudian dimakamkan bersama-sama di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dalam keterangan persnya menegaskan jika seluruh korban akan mendapat Anumerta dan dinaikkan pangkatnya satu tingkat. ”Sehingga tiga personel Kolonel menjadi Pati berpangkat Brigjen,” kata Gatot
Sementara bagi keluarga korban, Gatot memberikan jaminan kesejahteraan bagi istri dan anak korban. Untuk istri korban yang ditinggalkan, TNI akan memberikan pekerjaan yang layak. Sementara bagi anak-anaknya, Gatot berjanji akan memberi jaminan pendidikan hingga perguruan tinggi.” yang biayanya ditanggung TNI,” tegasnya.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo turut berempati terhadap para prajurit yang gugur dalam kecelakaan helikopter tersebut. Dalam rapat terbatas mengenai pencucian uang dan penggelapan pajak di kantor Presiden kemarin, Jokowi menyampaikan duka citanya di hadapan sejumlah menteri.
’’Saya ucapkan turut berduka cita dan belasungkawa, atas meninggalnya Kolonel Infanteri Saiful Anwar, Kolonel Infanteri Heri Setiaji, Kolonel Infanteri Ontang, dan lain-yang telah gugur di dalam tugas di poso,’’ ujar Jokowi saat membuka ratas.
Kemudian, melalui jubir Johan Budi SP, Presiden menyampaikan sudah mendapat laporan awal mengenai penyebab jatuhnya heli. Hingga kemarin, yang sampai ke Presiden adalah jatuhnya heli akibat faktor cuaca, yakni sambaran petir. ’’Jadi bukan karena human error atau mesinnya. Murni karena cuaca, sementara ini,’’ tutur Johan. Presiden sudah memerintahkan Menkopolhukam untuk mempelajari lebih lanjut.
Hal senada disampaikan Kepala BIN Sutiyoso. Selain karena banyaknya korban prajurit, satu di antara mereka adalah anggota BIN. Yakni, Ontang. ’’Anak ini (Ontang) sebenarnya baru tiga bulan bergabung dengan BIN,’’ tutur mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Tugas Ontang adalah menyuplai informasi kepada satuan-satuan tugas di Poso.
Sutiyoso menuturkan, dia pernah naik helikopter jenis yang sama saat bertugas di Timor Timur. ’’Pesawat (helikopter) itu sangat tangguh, tapi kan ada masalah yang perlu investigasi,’’ lanjutnya. Sutiyoso pun mengungkapkan kesedihannya atas peristiwa tersebut.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan