Indonesia Diserbu Pengejar Gerhana

Tidak hanya itu, dia pun merilis informasi terkait cara lain menikmati gerhana. Salah satu yang disarankan Jabier adalah menikmati gerhana di atas awan-awan. Jabier menjamin, menaiki penerbangan privat atau komersial akan menciptakan sensasi mengejar gerhana yang tidak terlupakan. ”Saya menyarakankan ada penerbangan khusus gerhana”.

Misalnya, Dassault Falcon 7X Business Jet yang memang pernah digunakan untuk melihat gerhana pada Maret tahun lalu. ”Sebab, pesawat itu bisa menjelajah ketinggian 14.630 meter dan mendarat di landasan sepanjang 700 meter,” terangnya.

Selain itu, dia menemukan dua penerbangan di Hawai dan Indonesia yang mungkin saja berpapasan dengan momen langka tersebut. Jabier menyebut penerbangan Garuda Indonesia GA 649 rute Jakarta-Ternate sangat menarik untuk dipilih. Penerbangan yang biasa dijadwalkan berangkat 06.15 WIB dan tiba 11.45 WIT tersebut bisa menyajikan pemandangan luar biasa. ”Saya sudah berdiskusi dengan Garuda agar jadwal penerbangan itu bisa sedikit dimodifikasi. Sehingga, penumpang bisa disajikan pemandangan gerhana di sisi kabin sebelah kiri selama 2 menit 27 detik,” terangnya.

Untuk penerbangan di Hawaii, Jubier mencatat terdapat penerbangan Alaska Airlines AS870 rute Anchorage-Honolulu pada 8 Maret. Maskapai tersebut hanya perlu memajukan waktu berangkat selama 23 menit agar bisa melihat gerhana selama 1 menit 59 detik.

Lalu, bagaimana jika tidak mendapatkan penerbangan yang tepat? Situs space.com mengaku menyewa kapal adalah opsi terbaik berikutnya. Meteorologis (ahli lapisan udara) Jay Anderson dan Jennifer West memperkirakan, tidak ada tempat yang terjamin dari kemungkinan diguyur hujan saat GMT terjadi. Karena itu, banyak orang yang harus pasrah terhadap peruntungan di tempat mereka berada.

”Pengamatan lewat kapal sudah jelas bakal menguntungkan. Mereka bisa mengatur lokasi dengan awan paling sedikit dan berpindah-pindah jika terjadi hujan,” terang mereka.

Meski dag-dig-dug dengan kondisi cuaca yang memasuki musim hujan, hal itu tidak mencegah para maniak gerhana untuk datang ke Indonesia. Terutama orang-orang yang menyebut diri mereka eclipse chasers (pemburu gerhana). Salah seorang di antaranya David Makepeace yang terkenal sebagai eclipse guy. Pria asal Kanada itu mengaku rela datang ke Indonesia meski harus menempuh 30 jam perjalanan dari Toronto ke Jakarta pada 3 Maret lalu. ”Saya akan berkunjung ke Ternate untuk menyaksikan gerhana di sini,” ujarnya di blog pribadi eclipseguy.com.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan