Indonesia-Belgia Jalin Kerjasama Maritim

bandungekspres.co.id – Percepatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia memberikan aura positif bagi pemerintah. Salah satunya, negara Belgia yang menyatakan minat bekerja sama dengan Indonesia dalam sektor maritim.

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Manusia Rizal Ramli mengklaim, dengan adanya delegasi dari Belgia, berdampak positif bagi Indonesia. Sebab, ini akan menjadi momentum investasi dalam negeri dan internasional.

Pertemuan Kemenko Maritim dan Menteri Kelautan dan Perikanan dengan Putri Belgia, Princess Astrid Josephin tersebut pun menghasilkan nota kesepahaman yang baik antara Indonesia dan Belgia. Yakni, penandatangan terkait kerjasama riset dan konsultasi dan bidang kepelabuhan maritim dan logistik.

”Sebagian besar perjanjian kerjasama terkait dengan kelautan, pengembangan pelabuhan, pengiriman dan pariwisata,” ungkap Rizal Ramli, di Pullman Hotel, Jakarta, kemarin (16/3).

Dia berharap, melalui kerjasama bilateral sektor maritim ini, banyak perusahaan Belgia membangun kemitraan dengan perusahaan Indonesia.

Dia memerinci, sebanyak 127 delegasi Belgia datang. Di antaranya perusahaan yang beroperasi di bidang konstruksi, infrastruktur, energi, teknologi informasi, makanan, jasa keuangan, logistik, industri agro, dan sektor maritim. Meski demikian, pihaknya tak mau menyebutkan poin khusus yang akan dinegosiasikan dengan pemerintah Belgia disebabkan masih dalam tahap diskusi.

”Tidak bisa kita target, namanya juga negosiasi. Ini kan masih on going,” ungkapnya.

Momentum positif ini pun harus ditanggapi oleh Indonesia dengan cepat. Salah satunya dengan mengurangi peraturan dan birokrasi yang mempersulit. ”Kalau tadinya ada 129 aturan di pelabuhan, kita potong sepertiganya atau lebih banyak lagi. Sehingga membuat birokrasi kita lebih bersahabat terhadap bisnis,” ungkapnya.

Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menekankan pada bisnis budidaya atau akuakultur dan pakan ikan. Tujuannya, ketergantungan Indonesia terhadap pakan ikan impor semakin berkurang.

Meski investor masuk ke Indonesia, pihaknya menggarisbawahi bahwa investor yang masuk harus didasarkan pada keberlanjutan kelestarian dan keanekaragaman hayati di Indonesia. ”Misalnya dengan pemberantasan ikan ilegal dan budidaya yang berkelanjutan,” tuturnya.

Pada sektor hilir pun, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuka 100 persen investasi asing untuk masing di bisnis pengolahan ikan. ”Hanya di hilir, hulunya adalah masyarakat Indonesia. Agar sektor hilir perikanan dimampukan naik hingga 12 persen,” jelasnya. (lus/rie)

Tinggalkan Balasan