Habiskan Biaya Rp 200 juta, Jembatan Pabuaran Terancam Ambruk

bandungekspres.co.id, CILILIN – Arus Sungai Ciminyak menyebabkan Jembatan Pabuaran yang menghubungkan Kampung Pabuaran RT 01/11, Desa Rancapanggung dengan Kampung Bonceret RT 06/10, Desa Rancapanggung, Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat terancam ambruk pada Rabu (20/4) sekitar pukul 17.30. Kondisi badan jembatan, kini miring ke sebelah kanan dari arah Desa Rancapanggung menuju Desa Cikadu, Kecamatan Sindangkerta.

Akibat posisi jembatan yang miring tidak bisa lagi dilalui kendaraan maupun pejalan kaki. Panjang jembatan 15 meter, lebar 3 meter, dan tinggi 6 meter. Warga yang hendak ke Kecamatan Cililin dan sekitarnya terpaksa harus memutar arah ke Desa Mukapayung ataupun Desa Cikadu yang jaraknya lebih jauh. Dikhawatirkan bila air datang kembali akan memutuskan Jembatan Pabuaran.

Informasi yang dihimpun, meluapnya Sungai Ciminyak dipicu oleh hujan deras yang turun sekitar dua jam di wilayah Cililin, Sindangkerta, dan sekitarnya. Hulu Sungai Ciminyak berasal dari Sungai Wangunsari, dan Cipalabi, Kecamatan Sindangkerta.

Pada saat itu, hujan deras juga mengguyur Wangunsari dan Cipalabi menyebabkan banjir bandang di Sungai Ciminyak. Ketinggian air dalam keadaan normal hanya sekitar 2 meter, pada saat kejadian kemarin mencapai ketinggian 5,5 meter atau hanya sekitar 0,5 meter ke badan jembatan.

Selain hujan deras pada saat bersamaan juga angin bertiup kencang. Suasana pada waktu itu terasa mencekam, bunyi hujan, angin bergemuruh, dan gemuruh air menyelimuti Rancapanggung dan sekitarnya. Kepala Polsek Cililin Ajun Komisaris Dedy Tatang Sunarya  menuturkan, jembatan yang terancam ambruk tersebut tidak mengakibatkan korban jiwa. ’’Tidak ada korban jiwa dan tidak ada rumah penduduk yang terancam, namun mengakibatkan terputusnya jalur transportasi kedua kampung yakni Kampung Bonceret dan Kampung Pabuaran,’’ katanya di lokasi, kemarin.

Saat ini pihaknya terus melakukan imbauan kepada masyarakat agar lebih hati-hati terhadap jembatan yang rusak dan terancam ambruk ini. Warga juga diminta tidak melewati jembatan tersebut dan tetap waspada dengan adanya longsor susulan. ’’Kami juga menutup jalan dari dua arah dengan menggunakan garis polisi,’’ katanya seraya menyebutkan kerugian diperkirakan mencapai Rp 400 juta.

Sementara itu, Akhmad Kosasih, anggota DPRD Kabupaten Bandung Barat yang juga warga Desa Rancapanggung mengungkapkan, Jembatan Pabuaran sekalipun tidak putus namun sama sekali sudah tidak bisa dilalui lagi. Solusinya jembatan itu dirobohkan kemudian dibangunkan kembali. Jembatan Pabuaran dibangun tahun 2005, ketika Akhmad Kosasih masih menjabat sebagai Kepala Desa Rancapanggung. Menghabiskan biaya sekitar Rp 200 juta dari program Pemberdayaann Masyarakat Mandiri Pedesaan. ’’Sebelum ada jembatan, warga yang hendak ke Pasar Rancapanggung, sekolah, dan Cililin harus menyeberang langsung ke sungai,’’ pungkasnya. (drx/vil)

Tinggalkan Balasan