Gemar Membaca di Indonesia Masih Rendah

Anggota Komisi X DPR RI, Dadang Rusdiana mengatakan, minat membaca di Indonesia dinilai masih rendah jika dibandingkan dengan negara Malaysia, Thailand dan Singapura. Hal itu terlihat dari perbandingan orang Indonesia dalam satu tahun tidak bisa menamatkan 1 buku bacaannya, namun orang Malaysia bisa menamatkan bahkan sampai 3 buku bacaan. Oleh karenanya, dibutuhkan inovasi dan dorongan kepada masyarakat agar meningkatkan minat baca. ’’Budaya gemar membaca harus didorong karena budaya baca di Indonesia masih rendah,” kata Dadang Rusdiana kepada wartawan usai menghadiri acara Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca di Provinsi dan Kabupaten/ Kota Tahun 2016 di Ballroom Pemkab Bandung Barat, Kamis (25/3) sekaligus secara simbolis memberikan satu unit mobil untuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung Barat.

Dadang yang juga menjadi narasumber pada acara tersebut memandang, tradisi membaca buku di Indonesia harus ditingkatkan. Salah satunya dengan mendorong keberadaan perpustakaan di semua daerah yang bisa memberikan nilai lain selain menjadi tempat untuk membaca buku. ’’Bagaimana kita bangun perpustakaan yang bisa menarik minat masyarakat, jangan sampai perpustakaan itu tempat yang menjenuhkan. Tapi bisa dibuat nyaman dan bisa menjadi magnet bagi semua orang khususnya bagi kalangan remaja, seperti menyatukan konsep perpustakaan dengan kafe dan lain-lain,” ujarnya.

Lebih jauh Dadang menjelaskan, selama ini upaya dalam membiasakan gemar membaca masih berkutat pada permasalahn pendekatan struktural dan kultural. Padahal, kata politikus Partai Hanura ini, kedua pendekatan itu sama-sama penting dalam membiasakan gemar membaca.

’’Problem struktural dan problem kultural masih menjadi permasalahan. Ditambah kita lebih seneng menonton sinetron dari pada membaca,’’ tuturnya.

Dadang menambahkan, jika permasalahan gemar membaca tidak didorong sejak dini. Dikhawatirkan Indonesia akan kalah bersaing dalam peningkatan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berwawasan global. Pasalnya, dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), bangsa Indonesia tidak bisa berbuat banyak. ’’Diperlukan bangsa kita untuk giat membaca. Karena dengan membaca bisa menambah pengetahuan dan membuka jendela dunia,’’ katanya.

Hadir dalam acara tersebut Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando, Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Setda Kabupaten Bandung Barat, Dodo Suhendar dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung Barat Samsul Ma’arif. (drx/adv)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan