Gampil Dorong Usaha Perorangan

TDUM-TDUK Pilihan Legalitas Usaha Di Luar Izin

bandungekspres.co.id – Menggali kembali potensi Kota Bandung, yang berkaitan dengan ciri khas melalui muatan lokal, merupakan salah satu amanat yang digariskan Pemerintah Kota Bandung, guna mengembalikan citra Kota Bandung dengan sebutan Kota Paris Van Java. Contoh sederhana yang mulai sulit dinikmati urang Bandung, misalnya kelangkaan panganan Colenak.

Melalui, inovasi aplikasi Gadget Mobile Aplication For Lecense (Gampil), kondisi tersebut akan digali kembali. Targetnya untuk peningkatan kesejahteraan warga Kota Bandung.

”Dengan Gampil, pelaku usaha berkesempatan mengembangkan usahanya,” kata Sekretaris Kecamatan Cibeunying Kaler Hilda, saat membuka sosialisasi aplikasi berbasis smartphone itu kemarin (17/3).

Di tempat sama, Camat Cibeunying Kaler Hamdani menyatakan, Gampil merupakan program wali kota yang dilaksanakan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung. Program ini harus dikomunikasikan kepada masyarakat.

Para pengusaha mikro dan kecil, dianjurkan segera melaporkan kegiatannya agar terdaftar di BPPT secara legal. Dengan demikian, UMK tidak ada yang membuka usahanya di tempat yang dilarang Pemkot Bandung. ”Apalagi berniaga di zona merah. Itu juga keinginan aparat kewilayahan,” tukas Hamdani.

Dijelaskan Hamdani, pelaku UMK di Kecamatan Cibeunying tidak kurang dari 4.000 pengusaha kreatif. Di antaranya, sentra kaos suci, kuliner dengan bahan baku umbi-umbian dan berbagai jenis produk tas non brand. ”Harganya yang ditawarkan selain murah juga konpetitif,” imbuh Hamdani.

Belakangan yang sedang digenjot, mewujudkan sentra batik. Konsep yang dikembangkan melahirkan kampung wisata kreatif batik digital. Lebih rinci sahut Hamdani, kampung wisata batik itu, mengacu pada lima indikator yang ditetapkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung.

Di samping itu, di kawasan kampung wisata batik itu, terdapat istilah ”pesantren ngaji batik”. Sebutan itu melihat pada aktivitas pelaku usahanya. ”Mereka bukan hanya ngaji kitab tetapi juga ngaji batik,” terang Hamdani.

Satu yang diunggulan dari lima idikator itu, terletak pada konsep home stand yang bisa menampung wisatawan.

”Para pelancong itu, bisa menginap dirumah warga yang ada dilingkungan pesantren Al-ihwan,” kata Hamdani.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan